Ranumnya Siaran Televisi Berbayar Via Internet  

Reporter

Editor

Sabtu, 25 Juni 2011 05:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Seperti seorang remaja yang sedang ranum, begitu pun dengan layanan siaran televisi berbayar via Internet. Sudah 18 tahun sejak layanan ini pertama kali dirintis di sekolah-sekolah di Amerika Serikat dalam sebuah proyek bernama Global Schoolhouse.

Adalah sebuah peranti lunak bernama CU-SeeMe (baca: see you see me) yang mempelopori lahirnya konferensi video dan audio di antara sekolah-sekolah di Amerika Serikat pada 1993. Saat itu, siswa bisa berkomunikasi dengan temannya di belahan dunia lain melalui Internet.

Setahun kemudian, CU-SeeMe dipakai oleh stasiun televisi World News Now untuk menyiarkan programnya ke seluruh dunia melalui Internet. Selain siaran langsung, jaringan itu menyiarkan wawancara rekaman antara anchor Kevin Newman dan Direktur Schoolhouse, Yvonne Marie Andres, tentang masa depan komunikasi komputer.

Lalu inilah masa depan itu. Layanan siaran televisi via Internet telah berkembang menjadi sebuah tren mendunia dengan nilai bisnis yang mencengangkan. Tahun lalu saja nilai pendapatan dari model bisnis semacam itu telah mencapai US$ 12 miliar. Pada 2013 diperkirakan angkanya melonjak menjadi US$ 38 miliar.

Layanan siaran televisi berbayar via Internet paling populer di kawasan Eropa. Di Jerman, misalnya, layanan ini dimotori Deutsche Telekom, sedangkan di Prancis oleh Free dan Orange serta Neuf Cegetel. Total jumlah penggunanya mencapai 4 juta pelanggan.

Secara total, berdasarkan riset pada 2009, jumlah pelanggan IPTV telah mencapai 28 juta dan akan mencapai 83 juta pada 2013.

Layanan IPTV memiliki dua arsitektur besar, yakni yang gratis dan berbayar. Sampai Juni 2006, ada 1.300 sumber televisi Internet gratis. Di dalamnya termasuk portal Internet. Anda hanya memerlukan koneksi Internet dan perangkat yang bisa mengakses Internet, yaitu komputer, televisi pintar, atau telepon seluler.

Adapun yang berbayar biasanya memakai kotak (set-top box) yang memiliki port untuk menjembatani koneksi antara Internet dan televisi. Siaran televisi dan video kemudian ditayangkan di televisi model apa pun tanpa perlu memasang kabel ethernet atau Wi-Fi ke televisi.

Koneksi Internet bisa didapatkan dari sambungan telepon rumah atau koneksi Internet pita lebar kabel. Kotak set-top yang telah ditanamkan ke peranti lunak itu kemudian menghubungkan Internet ke televisi, lalu pengguna bisa mengakses berbagai macam tontonan yang diinginkan di layar televisi.

Akhirnya, layanan IPTV ini pun merambah Indonesia. PT Telkom meluncurkan layanan siaran televisi berbayar via Internet pertama di Indonesia, yaitu Groovia. "IPTV sudah diterapkan di banyak negara. Ini bukan teknologi baru, tapi ke depan akan semakin berkembang," ujar Presiden Direktur TelkomVision, Elvizar Kh.

DEDDY SINAGA | ANTON WILLIAM | BERBAGAI SUMBER

Berita terkait

Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

9 Mei 2017

Kepala BNPB: Indonesia Harus Punya Sistem IT Bencana

Kepala BNPB Willem Rampangile menyatakan Indonesia perlu investasi pengembangan teknologi informasi kebencanaan.

Baca Selengkapnya

Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

6 April 2017

Google Investasi Kabel Bawah Laut Singapura-Jakarta-Australia

Google mengumumkan investasi kabel bawah laut yang menghubungkan Singapura ke Perth dan Sydney di Australia dengan cabang Jakarta.

Baca Selengkapnya

Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

19 Februari 2017

Oleh-oleh Rombongan Wali Kota Risma-ITS dari San Fransisco

Sepulang dari Amerika Serikat, ITS akan menindaklanjutinya dengan melakukan kerja sama kongkrit.

Baca Selengkapnya

Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

1 Februari 2017

Silicon Valley Bersiap Pindahkan Pekerja ke Kanada

Pengusaha Silicon Valley memfasilitasi perusahaan AS membuat
anak perusahaan dan memindahkan karyawan ke Vancouver, Kanada.

Baca Selengkapnya

Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

18 Januari 2017

Hybrid Cloud Lebih Diminati Perusahaan Indonesia, Kenapa?

Pemimpin IT lebih pilih komputasi hybrid untuk perusahaannya bertransformasi digital

Baca Selengkapnya

Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

18 Januari 2017

Pemimpin TI di Indonesia Prioritaskan Hybrid Cloud

Permintaan akan pendekatan hybrid yang lebih terintegrasi semakin
menguat.

Baca Selengkapnya

Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

16 November 2016

Buka Kantor Baru, Google Investasi Rp 17 Triliun di Inggris

CEO Google Sundar Pichai mengatakan Inggris adalah salah satu pasar terbesar Google.

Baca Selengkapnya

NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

31 Oktober 2016

NTT Communications Luncurkan Jaringan Kabel Optik Bawah Laut

NTT Communications Corporation (NTT Com), anak perusahaan solusi TIK dan komunikasi internasional NTT (NYSE:NTT) Group, meluncurkan APG.

Baca Selengkapnya

Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

23 Agustus 2016

Canggih, Sistem Cloud Kini Sudah Ada dalam Jaket

Sistem ini memudahkan pengoperasian perangkat pintar dalam kondisi sulit, seperti bencana atau perang.

Baca Selengkapnya

Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

30 Juni 2016

Kabel Jepang-AS Kapasitas 60 Terabit Per Detik Beroperasi

Kabel bawah laut Jepang-AS memiliki koneksi 10 juta kali lebih cepat dari kabel standar saat ini.

Baca Selengkapnya