TEMPO Interaktif, Jakarta - Laboratorium Lawrence Livermore National California, Amerika Serikat, yang sedang mempelajari batuan bulan yang dibawa dari misi Apollo memperkirakan usia bulan jauh lebih muda ketimbang seluruh benda luar angkasa lainnya.
Mengutip Newscientist yang dilansir Yahoo! News, para peneliti laboratorium itu menduga bulan terbentuk 200 juta tahun setelah tata surya. Menurut ilmuwan di laboratorium tersebut, sangat sulit mengetahui usia bulan melalui sampel batuan di sana karena sudah terkontaminasi debu dan zat lainnya.
Namun, mereka mencoba mengukur dengan cara merendam sampel batuan tadi dalam cairan asam. Hasil yang diperoleh sungguh tak terduga, batu-batu itu diperkirakan berusia 4,36 juta tahun, jauh lebih muda dari perkiraan sebelumnya.
Jika hasil penelitian ini benar dan lolos dalam berbagai pengujian, maka pengetahuan tentang benda luar angkasa yang dikenal sebagai satelit bumi ini akan berubah. Meski demikian, masih ada kemungkinan hipotesis penelitian tersebut bisa dipatahkan.
Misalnya, bisa jadi memang benar batu dari bulan yang diuji itu berumur 4,36 juta tahun. Namun, itu tidak dapat menjawab berapa usia bulan karena mungkin saja sampel batu itu berasal dari daerah bulan yang mencair setelah pembentukan bulan. Jadi, usia bulan itu sendiri tentunya lebih tua dari batuan yang telah mencair.
YAHOO!NEWS | NEWSCIENTIST | RINI K
Berita terkait
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024
29 hari lalu
Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.
Baca SelengkapnyaTak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan
35 hari lalu
Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.
Baca SelengkapnyaFenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan
35 hari lalu
Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.
Baca SelengkapnyaKemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?
36 hari lalu
Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.
Baca SelengkapnyaPilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG
2 Februari 2024
Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.
Baca SelengkapnyaFenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia
6 Januari 2024
Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaFenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal
5 Desember 2023
Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.
Baca SelengkapnyaFenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor
4 Oktober 2023
Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaJakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta
6 September 2023
DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.
Baca SelengkapnyaDzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya
4 September 2023
Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.
Baca Selengkapnya