Ada Bakteri di Antara Panda dan Bambu

Reporter

Editor

Kamis, 20 Oktober 2011 20:57 WIB

TEMPO Interaktif, Beijing - Panda raksasa ternyata memiliki bakteri khusus yang membantu mereka mencerna batang bambu. Temuan hasil studi ini menjawab apa yang selama ini menjadi pertanyaan besar bagi para ilmuwan: bagaimana panda bisa bertahan hidup dengan mengkonsumsi bambu yang sulit dicerna?

Meski panda raksasa masih merupakan kerabat dekat beruang yang karnivora, makanan pokok mamalia yang dapat tumbuh hingga berbobot 160 kilogram itu adalah tumbuhan, terutama bambu.

Seperti tumbuhan lain, bambu memiliki sel-sel yang dihubungkan satu sama lain oleh molekul yang disebut selulosa. Sebagian besar mamalia tidak mampu mengurai selulosa. Itulah sebabnya, manusia tak bisa melahap batang pohon.

“Jika terdegradasi total, selulosa dapat menyumbang hampir separuh kalori dalam bambu,” kata Fuwen Wei, peneliti studi dari Chinese Academy of Sciences. “Namun, karena selulosa sangat sulit dicerna, persentase kalori selulosa bambu yang tersedia bagi panda raksasa sangat rendah.”

Mengapa panda makan bambu bila mereka tak dapat memperoleh banyak kalori dari makanan tersebut? Studi itu memperlihatkan bahwa terdapat bakteri pemecah selulosa yang bermukim di saluran pencernaan panda. “Besar kemungkinan bakteri itu memainkan peran penting dalam mengurai selulosa yang dimakan panda,” kata Wei.

Sejumlah binatang pemakan tumbuhan, seperti sapi dan domba, telah mengembangkan empat perut dan bakteri khusus yang membantu mengurai selulosa tumbuhan. Sebagai perbandingan, manusia dan mamalia lain mempunyai sistem pencernaan sederhana yang tak dapat melepas kalori dari selulosa.

Untuk melihat bagaimana panda memperoleh kalori dari selulosa, peneliti menganalisis bakteri yang ditemukan dalam sampel kotoran panda liar maupun dari penangkaran. Mereka menemukan 85 spesies bakteri, 14 di antaranya belum dideskripsikan.

Mereka menemukan bahwa mayoritas gen pemecah selulosa ditemukan pada bakteri Clostridium. “Bakteri itu mengurai selulosa dan menggunakannya sebagian untuk menghasilkan energi, dan meninggalkan sisanya untuk panda,” kata Wei.

LIVESCIENCE | TJANDRA

Berita terkait

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

3 hari lalu

Satwa Liar Cepat Musnah Akibat Pesatnya Pembangunan

37 persen populasi satwa liar diprediksi bakal punah pada 2050.

Baca Selengkapnya

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya