TEMPO Interaktif, Bandung - Sebuah mesin pembakar sampah sanggup menghasilkan bahan bakar untuk mesin choper. Inovasi peneliti teknologi tepat guna, Zuhdi A. Kasim, itu menghemat solar hingga 80 persen. Saat dipamerkan di selasar Aula Barat ITB hari ini, mesin seharga Rp 20 juta itu langsung dibeli.
Mesin itu berupa reaktor pyrolisis. Gunanya mengubah sampah benda padat menjadi gas sederhana. Reaktor itu berupa tabung berpenutup dari besi. Kapasitasnya 200 liter atau bisa memuat sampah kering seberat 50 kilogram. "Syaratnya sampah harus kering, tidak boleh basah," ujarnya kepada Tempo, Senin, 31 Oktober 2011.
Sampah yang aman dan tidak menimbulkan ledakan ketika dibakar di reaktor itu, misalnya plastik, dedaunan, dan sabut kelapa. Gas dan hawa panas yang dihasilkan kemudian dialirkan lewat selang kemudian didinginkan (kondensasi). "Hasilnya berupa minyak sampah berwarna hitam seperti oli bekas," kata peneliti di Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB itu.
Minyak sampah itu kemudian dicampur dengan sedikit solar di dalam mesin choper. Mesin itu biasa dipakai untuk menggiling tepung, jagung, kelapa parut, mesin kompos, atau oleh tukang tambal ban untuk mengisi angin. Bio oil itu mengurangi pemakaian solar pada mesin choper hingga 80 persen. "Sampah kering 6 kilogram sama dengan 1 liter solar," katanya.
Gagasan pembuatan mesin itu untuk mengatasi kebiasan orang membakar sampah. Selain menghasilkan bahan bakar, asap hasil pembakaran, ujar Zuhdi, tidak keluar dari 3 lubang angin di tabung reaktor karena disedot oleh mesin choper. "Polusi asap diminimkan walau masih ada polusi udara seperti pada sepeda motor," katanya.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
KM ITB Desak Pemerintah Cabut UU Cipta Kerja dan Cegah Eksploitasi Kelas Pekerja
10 jam lalu
Keberadaan UU Cipta Kerja tidak memberi jaminan dan semakin membuat buruh rentan.
Baca SelengkapnyaAgar Peserta Tetap Rapi, Panitia UTBK SNBT 2024 Sediakan Kemeja dan Sepatu Pinjaman
1 hari lalu
Mengatasi peserta yang berpakaian kurang pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan kostum pinjaman, umumnya berupa kemeja dan sepatu.
Baca SelengkapnyaCara Panitia Pengawas UPI hingga Unpad Cegah Upaya Kecurangan UTBK
2 hari lalu
Pusat Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai macam cara untuk mengantisipasi kecurangan saat UTBK SNBT 2024
Baca SelengkapnyaLulus Magister Administrasi Bisnis ITB, Influencer Dokter Tirta Raih Predikat Cumlaude
2 hari lalu
Bersama lulusan lain, dokter Tirta menghadiri Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2023/2024 di Gedung Sabuga, ITB.
Baca SelengkapnyaPotensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan
2 hari lalu
Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar
Baca SelengkapnyaITB Siap Gelar UTBK SNBT 2024, Peserta Disarankan Datang Pakai Angkutan Umum
3 hari lalu
ITB siap 100 persen menggelar UTBK SNBT 2024.
Baca SelengkapnyaKetua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit
4 hari lalu
Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Baca SelengkapnyaBudi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB
6 hari lalu
Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.
Baca SelengkapnyaBiaya Kuliah ITB 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri
8 hari lalu
Rincian perkiraan biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri ITB tahun akademik 2024
Baca SelengkapnyaTak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
10 hari lalu
Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.
Baca Selengkapnya