Kamera WWF Tangkap 226 Gerakan Harimau Sumatera

Reporter

Editor

Kamis, 17 November 2011 11:40 WIB

Harimau Sumatera. AP/WWF-Indonesia/PHKA

TEMPO Interaktif, Pekanbaru - Kamera otomatis tim peneliti WWF-Indonesia merekam gambar lima spesies kucing liar yang melintas di Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling di Riau. Lima jenis kucing yang ditemukan dalam survei 2011 tersebut adalah harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), macan dahan (Neofelis diardi), kucing batu (Pardofelis marmorata), kucing emas (Catopuma temmincki), dan kucing congkok (Prionailurus bengalensis).

Selama tiga bulan survei sistematik dengan kamera otomatis oleh WWF pada 2011 tertangkap 404 gerakan kucing liar yang terdiri dari 226 aktivitas harimau sumatera, 77 gerakan macan dahan, 70 gerakan kucing emas, 4 foto kucing batu, dan 27 foto kucing congkok. Sebelumnya, pada Mei 2011, WWF merilis video induk dan tiga anak harimau sumatera yang sedang bermain-main di depan kamera video otomatis di kawasan yang sama.

Lokasi penemuan lima kucing hutan tersebut merupakan koridor atau jalur perlintasan satwa yang menghubungkan dua kawasan konservasi, yaitu TN Bukit Tigapuluh dan Suaka Margasatwa Rimbang Baling. Kini daerah tersebut terancam degradasi hutan akibat perambahan dan penebangan hutan alam dalam skala besar.

Karmila Parakkasi, Koordinator Tim Riset Harimau WWF Indonesia menyatakan, selain kucing congkok, semua jenis kucing liar tersebut adalah satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/ 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan & Satwa. Berdasarkan kriteria lembaga konservasi IUCN, keempat jenis kucing liar tersebut masuk dalam kategori satwa terancam punah (endangered) hingga sangat terancam punah (critically endangered).

"Temuan lima jenis kucing sumatera ini membuktikan keunikan dan kekayaan jenis satwa yang dimiliki lansekap hutan Bukit Tigapuluh dan koridor penghubung di sekitarnya,” kata Mila. “Temuan ini menunjukkan pentingnya upaya serius untuk segera melindungi kawasan tersebut dari ancaman perambahan dan penebangan hutan alam dalam skala besar.”

“Sayangnya kawasan tersebut kini mengalami deforestrasi karena pembukaan hutan alam dalam skala besar oleh perusahaan dan perambahan yang dilakukan oleh masyarakat untuk kebun sawit," kata Aditya Bayunanda, Koordinator Program Global Forest Trade Network, WWF Indonesia.

Menurutnya, hingga saat ini ancaman pembukaan hutan oleh perusahaan dan perambahan oleh masyarakat masih berlangsung di kawasan tersebut. Adanya bukti keberadaan lima jenis kucing liar yang tinggal di area konsesi tersebut menunjukkan perlu dilakukan penataan atas izin pembukaan hutan di areal tersebut karena menurut Peraturan Kementerian Kehutanan P.3/Menhut-II/2008, kawasan yang merupakan kawasan perlindungan satwa liar wajib dilindungi oleh perusahaan.

“Kawasan sekitar Taman Nasional Bukit Tiga Puluh harus dijaga keutuhannya, baik dengan jalan perluasan taman nasional atau sebagai kawasan hutan restorasi," kata Aditya.

WWF | TJANDRA

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya