Sulitnya Menghitung Badak Jawa  

Reporter

Editor

Sabtu, 31 Desember 2011 10:30 WIB

Pada foto yang dirilis oleh Taman Nasional Ujung Kulon, seekor badak Jawa jantan tertangkap kamera di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat. AP/Ujung Kulon National Park

TEMPO.CO - Badak Jawa, salah satu makhluk terlangka yang terancam punah, terpantau masih ada yang hidup di habitat tunggalnya di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Berdasarkan pengamatan terbaru tahun ini jumlah populasinya diperkirakan sedikitnya ada 35 ekor. Tapi berapa persisnya, masih sulit dipastikan.

Data terbaru tentang jumlah populasi badak Jawa pada 2011 yang dilaporkan Balai Taman Nasional Ujung Kulon ke Kementerian Kehutanan baru-baru ini masih berupa perkiraan. Dari sedikitnya 35 ekor itu, telah diidentifikasi ada 13 ekor betina dan 22 ekor jantan. Berdasarkan perkiraan usia, anak badak berjumlah 5 ekor, 5 badak remaja, 18 ekor dewasa, dan 7 jantan lainnya masuk golongan tua.

Identifikasi itu berdasarkan hasil pengamatan 44 kamera video trap yang dipasang periodik, pada kurun Februari hingga Juni, lalu berlanjut Juli-Oktober 2011 di seluruh kawasan habitat badak yang luasnya 78 ribu hektare lebih. Walaupun memakai metode baru, hasilnya belum sesuai dengan harapan.

Menurut catatan ahli yang menganalisis gambar kamera trap Yanto Santosa dan Dede Aulia Rahman dari Laboratorium Ekologi Satwaliar Institut Pertanian Bogor, metode kamera itu lebih akurat dibanding pengamatan jejak tapak badak tiap tahun oleh petugas sejak 1967. "engamatan jejak itu ada masalah kalau tanahnya lembap atau becek. Jadi tidak bisa diinvestigasi. Lalu kalau ada overlapping jejak, jejak di bawah semak tidak teramati," kata Yanto.

Namun karena penempatan kamera yang belum pas, daya tangkapnya masih rendah. Dari 13 ribu tangkapan video, gambar badak yang terekam hanya berkisar 5-7 persen. Sisanya berisi gambar satwa liar di hutan taman nasional seperti banteng, rusa, babi hutan, macan tutul, dan macan kumbang.

"Terbatasnya jumlah kamera juga jadi masalah," ujar Kepala Lab Ekologi IPB itu.

Tahun depan, studi badak Jawa dengan kamera trap akan kembali dilanjutkan. Menurut Yanto, perlu ada studi pendahuluan ke tempat-tempat yang sering dilalaui badak. "Kami duga badak ini hidupnya suka berpindah seperti orang utan, tidak hidup di wilayah tertentu saja karena hidupnya soliter," katanya.

Pemasangan chip pada badak Jawa untuk memudahkan penghitungan dan pergerakan badak Jawa, ujar Yanto, masih perlu waktu. Adapun menurut ahli habitat satwa liar dari IPB Endang Koestati Sri Harini Muntasib, kebijakan badak Jawa ini masih mengutamakan kealamian. Agar populasinya bertambah, habitat alami badak perlu dikembangkan. "Badak perlu air, pakan, tempat main, dan tempat kawin agar tetap hidup," katanya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

9 hari lalu

Pengadilan Ungkap Kronologi Pembunuhan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon, Cula Dijual Rp 300 Juta

Badak ditembak di bokong lalu disembelih dan diambil culanya terekam camera trap di dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Kamera juga dicuri.

Baca Selengkapnya

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

27 Februari 2024

Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.

Baca Selengkapnya

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.

Baca Selengkapnya

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."

Baca Selengkapnya

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.

Baca Selengkapnya

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.

Baca Selengkapnya