TEMPO.CO, Washington D.C. - Wajah bulan tidak sepenuhnya indah seperti yang kita lihat. Bulan memiliki dua sisi: sisi dekat dan jauh. Sisi dekat, yang selalu kita lihat, didominasi permukaan rata. Sementara sisi jauh terdiri barisan pegunungan dengan rata-rata ketinggian 1.900 meter.
Film Transformers: Dark Side of The Moon (2011) menggambarkan sisi itu dengan hamparan pegunungan batu dan selalu diselimuti kegelapan karena tidak tersentuh cahaya matahari. Apa penyebab bulan bisa bermuka dua?
Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mencoba memecahkan misteri itu dengan mengirim dua pesawat tanpa awak, Grail-A dan Grail-B, tiga bulan lalu. Di hari pertama 2012, pesawat peneliti itu memasuki orbit bulan.
Menurut kepala penelitian, Maria Zuber, bulan terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu saat benda angkasa sebesar Mars menumbur Bumi. Besarnya benturan menghamburkan miliaran ton material ke angkasa, lalu menyatu membentuk bulan. Ini merupakan buah pikir lama dan belum menjawab mengapa dua sisi bulan bisa berbeda.
Hipotesis baru yang dia ajukan adalah benturan itu awalnya membentuk dua bulan. Bulan kedua, yang lebih kecil, kemudian menyatu dengan bulan pertama di sisi jauh. "Jawabannya ada di bagian dalam bulan," ujar Zuber, seperti dikutip Space.com kemarin
Pesawat kembar senilai Rp 4,5 triliun itu akan mengelilingi bulan untuk merekam gravitasi bulan secara detail dan membuktikan kesahihan skenario tersebut. Keduanya berputar sembari menurunkan ketinggiannya sampai menetap di ketinggian 55 kilometer di atas bulan, pada Maret. Lalu kembali menjelajah--dengan jarak satu sama lain antara 121 sampai 362 kilometer--selama 82 hari lagi.
Pencatatan gravitasi ini diharapkan mampu memasok informasi tentang komposisi bulan. "Sehingga bisa diketahui bagaimana awal pembentukan bulan dan perubahannya dari waktu ke waktu," ujar Zuber, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology.
SPACE | REZA MAULANA
Berita terkait
Dennis Tito Menjadi Turis Luar Angkasa Pertama 13 Tahun Lalu, Ini Profil Ahli Fisika Itu
10 jam lalu
Ia terbang dengan pesawat Soyuz TM-32 bersama kosmonot Rusia ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ahli fisika rekayasa antariksa ini membayar US$ 20 juta.
Baca SelengkapnyaAda Benda Jatuh dari Langit, Saksi: Sangat Panas dan Berasap
19 Juli 2017
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan meneliti benda logam berbentuk bulat yang jatuh dari langit.
Baca SelengkapnyaAda Temuan Menarik dari Tabrakan Mikrometeoroid di Pesawat LRO
30 Mei 2017
NASA melaporkan mikrometeoroid menabrak Lunar Reconaissance
Orbiter (LRO) pada Oktober 2014 lalu
Asteroid 2014 JO25 Melintas Dekat Bumi, Apa Dampaknya?
19 April 2017
Asteroid 2014 JO25 melintas dengan jarak 1,8 juta kilometer dari
Bumi, Rabu.
Misteri Bintang Tabby, Pemakan Planet atau Dikontrol Alien?
16 Januari 2017
Ilmuwan mempunyai dua penjelasan terkait misteri meredupnya
Tabby's Star.
Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi Nyaris Tak Terdeteksi
10 Januari 2017
Asteroid 2017 AG3 bergerak dengan kecepatan 16 kilometer per detik.
Baca SelengkapnyaIlmuwan: 2 Bintang Akan Bertabrakan pada 2022
10 Januari 2017
Ilmuwan memprediksi dua bintang, sama-sama disebut KIC 9832227, akan bertabrakan dan meledak pada 2022.
Baca SelengkapnyaDiduga Meteor Jatuh Menimpa Dapur, Braak!!
24 November 2016
Setelah dilihat, Wahab menemukan sebuah benda seukuran bola basket dalam kondisi berasap menembus atap dapur rumahnya.
Baca SelengkapnyaAstronom Temukan Obyek Terbulat di Alam Semesta
18 November 2016
Teleskop ruang angkasa milik NASA, Kepler, mengamati osilasi Kepler 11145123 secara terus-menerus selama lebih dari empat tahun.
Baca SelengkapnyaHeboh Supermoon: Mitos tentang Cinta & Kehamilan
15 November 2016
Beberapa mitos atau cerita kuno mengaitkan gerhana bulan dengan hal romantis.
Baca Selengkapnya