Kapan Zaman Es Berikutnya?  

Reporter

Editor

Selasa, 10 Januari 2012 21:41 WIB

Amazingdata.com

TEMPO.CO , London - Tingginya kadar emisi karbondioksida (CO2) di atmosfer mengindikasikan zaman es berikutnya tidak mungkin terjadi setidaknya dalam 1.500 tahun ke depan.

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience itu mengungkap bahwa konsentrasi gas-gas penyebab pemanasan global mencapai rekor tertingginya pada tahun 2010. Badan Cuaca PBB menyatakan, gas tersebut akan bertahan di atmosfer selama puluhan tahun, bahkan jika dunia tak lagi memompa emisi gas ke udara.

Zaman es adalah periode ketika terjadi penurunan suhu permukaan dan atmosfer bumi dalam jangka panjang. Penurunan suhu ini berimbas pada terbentuknya lapisan es dan gletser.

Selama sejarah bumi, diperkirakan sudah lima kali zaman es terjadi. Selama zaman es ada siklus glasiasi, yakni lapisan es yang kadang meluas kadang menyusut.

Pada saat ini Bumi resminya berada dalam periode interglasial, atau periode hangat, selama 10.000 hingga 15.000 tahun terakhir. Namun, berapa lama periode itu berlangsung, masih memunculkan spekulasi.

"Analisis menunjukkan bahwa akhir periode interglasial saat ini akan terjadi dalam 1.500 tahun mendatang, jika konsentrasi CO2 di atmosfer tidak melebihi sekitar 240 bagian per juta volume (ppmv)," isi penelitian menyebutkan.

Namun, konsentrasi karbondioksida saat ini mencapai 390 ppmv. Para peneliti mengatakan, pada tingkat konsentrasi CO2 sebesar itu, peningkatan volume lapisan es tidak akan mungkin terjadi.

Penelitian didasarkan pada variasi di orbit bumi dan sampel batuan. Penelitian dilakukan oleh akademisi dari Cambridge University, University College London, University of Florida, dan University Bergen di Norwegia.

Para peneliti mengatakan, penyebab terjadinya zaman es tidak sepenuhnya dipahami. Namun, konsentrasi metana dan karbondioksida di atmosfer, perubahan orbit bumi mengelilingi matahari, dan gerakan lempeng tektonik, semuanya berperan.

Bumi diperkirakan semakin panas seiring terus meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Meningkatnya gas rumah kaca memacu potensi ancaman seperti cuaca ekstrim dan kenaikan permukaan air laut.

Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kenaikan suhu Bumi harus dibatasi dalam kisaran 2 derajat Celsius untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim. Tapi keterlambatan membatasi pertumbuhan emisi gas berbahaya semakin menempatkan planet Bumi dalam risiko.



REUTERS | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya