Radiasi Akibat Badai Matahari Aman bagi Manusia  

Reporter

Editor

Kamis, 26 Januari 2012 14:27 WIB

Mnn.com

TEMPO.CO , Jakarta - Badai Matahari yang berlangsung pada Selasa, 24 Januari 2012, pukul 10.59 WB adalah yang terkuat sejak tahun 2005. Meski para astronom mengkategorikan dalam kelas M-9 alias sudah masuk kategori kelas tertinggi atau ekstrem, dampaknya tak perlu dikhawatirkan. Radiasi badai matahari itu tidak merusak tubuh, tapi hanya mengganggu satelit.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yang melakukan pemantauan merilis pernyataan dalam webnya bahwa radiasi badai matahari hanya mengganggu telekomunikasi seluler, siaran televisi, jika lontaran partikel listrik itu mengganggu satelit. Amuk matahari tidak mengganggu penduduk Bumi. "Hanya gangguan operasional satelit dan propagasi radio gelombang pendek, tapi tidak mengganggu manusia di Bumi," begitu bunyi pernyataan NASA di situsnya.

Sejauh ini banyak orang khawatir dengan bahaya radiasi matahari setelah badai matahari 2012 yang berlangsung Selasa kemarin. Sejumlah orang khawatir karena beredar pesan via sms dan BlackBerry bahwa radiasi bisa merusak kulit dan radiasi di telepon seluler.

Sebelumnya Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) membantah isu yang menyebutkan badai matahari merusak telepon seluler jika dipakai menelepon. Bumi memiliki dua tameng tak kasatmata yang melindungi penduduknya dari partikel badai matahari. "Manusia di Bumi dan perangkat teknologi yang digunakannya aman dari dampak badai matahari," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lapan, Thomas Djamaluddin, dalam penjelasannya, Rabu 25 Januari 2012.

Menurut Thomas, lapisan magnetosfer merupakan selubung tak kasatmata yang dibentuk oleh medan magnet Bumi. Magnetosfer ini mengelilingi Bumi pada jarak 95 ribu kilometer di atas permukaan Bumi. Sejak awal terbentuknya Bumi, lapisan ini menjadi pelindung semua makhluk dari serangan partikel berbahaya, termasuk badai matahari.

Magnetosfer bekerja seperti tameng, membelokkan setiap partikel yang menghampirinya. Badai matahari sendiri nantinya akan dibelokkan ke arah kutub Bumi. Di sini tameng kedua menunggu untuk "menghancurkan" badai kiriman matahari.

Tameng kedua tersebut adalah lapisan atmosfer yang terdapat pada ketinggian 80 kilometer di atas Bumi. Di daerah ini badai matahari akan disaring oleh medan magnet Bumi yang rapat di sekitar kutub. Akibatnya, badai yang semula berbahaya melepaskan energinya melalui cahaya berbagai warna atau dikenal sebagai aurora.

Hal ini sekaligus menjelaskan kenapa aurora sering terlihat di sekitar Kutub Utara dan Kutub Selatan. Manusia telah lama bersahabat dengan cahaya indah ini. Bahkan suku eskimo yang menempati daerah di sekitar Kutub Utara menganggap aurora sebagai arwah leluhur mereka yang bersemayam di langit.

Thomas mengatakan perlindungan oleh dua tameng ini membuat perangkat telepon aman dipakai selama badai matahari menghantam Bumi. "Betapapun kuatnya badai, penduduk Bumi selalu terlindung," ujar dia.

WDA | ANTON WILLIAM | SPACE.COM

Berita lain:

Badai Matahari Lewat, SMS Peringatan Baru Beredar
Badai Matahari 2012 Sudah Lewat Masa Kritisnya
Apa Efek Badai Matahari 2012 pada Satelit?
Dampak Badai Matahari 2012 Sudah Sampai ke Indonesia
Hindari Badai Matahari, Pesawat Jauhi Kutub Utara
Hari ini Badai Matahari Terbesar Sejak 2005
Awas, Listrik Sejagat Mati pada 2013
Pada 2013, Badai Matahari Capai Puncaknya
Badai Matahari 2013, Bumi Menuju Kekacauan
Kiamat Tak Datang pada 21 Desember 2012

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya