Manusia Prasejarah Kenal Facebook

Reporter

Editor

Jumat, 27 Januari 2012 03:28 WIB

telegraph.co.uk

TEMPO.CO , Jakarta:Penelitian oleh ahli sosiologi dari Harvard Medical School menemukan bahwa jejaring sosial adalah bagian dari sejarah manusia. Pertemanan ala Facebook juga diterapkan oleh masyarakat pemburu dan peramu. "Jejaring sosial manusia purba mirip dengan yang kita gunakan sekarang," kata peneliti sosiologi, Nicholas Christakis.

Kesimpulan ini didapatkan setelah kelompok peneliti dari berbagai universitas memetakan pola hubungan setiap orang pada kelompok etnis Hadza yang menetap di Tanzania. Etnis ini masih menggantungkan hidup dengan berburu dan meramu serta hidup nomaden seperti yang dilakukan pada masa awal peradaban manusia.

Pemetaan pola hubungan sosial ini merupakan bagian dari upaya peneliti memahami asal mula perilaku bekerja sama dan saling tenggang rasa individu yang kemudian berdampak positif pada kelompok. Dua perilaku ini dianggap bertolak belakang dengan pandangan evolusi bahwa setiap individu harus saling mengalahkan agar bisa bertahan hidup. Teori kekerabatan pun diajukan untuk menjawab misteri ini. Namun sejak kapan sistem ini berkembang?

Dari pinggiran Danau Eyasi, peneliti berkeliling mengumpulkan fakta lapangan. Selama dua bulan, mereka mewawancara sekitar 200 individu dewasa pada etnis Hadza. Peserta penelitian ini juga diminta mendaftar orang lain yang dianggap bisa menjadi tetangga baik. Tiga batang pipa berisi madu juga diberikan setiap individu untuk diberikan kepada orang lain yang mereka anggap dekat. Dari tahapan ini, peneliti mendapatkan jejaring kompleks yang teridiri dari 1.263 "pertalian tetangga" dan 426 "pertalian hadiah".

Untuk meneliti perilaku bekerja sama, peneliti menyebarkan pipa madu tambahan yang boleh disimpan sendiri atau dibagikan kepada anggota kelompok.

Setelah data terkumpul, peneliti menganalisis pola hubungan dalam etnis Hadza. Peta tersebut dengan gamblang memperlihatkan etnis ini mencoba membuat gugus-gugus sosial kecil, sembari mengucilkan individu yang enggan bekerja sama. Fakta menarik lain adalah perilaku bekerja sama diterapkan tanpa memandang pertalian darah, atau posisi geografis. Dengan demikian peneliti berkeyakinan bahwa jejaring sosial merupakan perekat bagi masyarakat pengumpul dan peramu.

Dari peta jejaring sosial ini, peneliti juga melihat adanya kesamaan perilaku bekerja sama pada individu yang terhubung dalam dua derajat pertemanan. "Jika teman dari teman mereka senang bekerja sama, maka si individu juga cenderung suka bekerja sama," ujar Heinrich.


MSNBC | ANTON WILLIAM

Berita Terkait
Radiasi Akibat Badai Matahari Aman Bagi Manusia
Badai Matahari Serang Satelit, Sinyal Tetap Aman

Badai Matahari Tak Ganggu Sinyal Bandara Soetta

Petani Jepang Gantikan Pestisida dengan Bebek

Situs Ini Khusus Jual Barang Pemberian Para Mantan

Samsung Indonesia Luncurkan Galaxy Tab 7.7




Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya