Mahasiswa Yogya Juara di Korea Berkat Kulit Udang

Reporter

Editor

Senin, 6 Februari 2012 21:57 WIB

TEMPO.CO , Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memanfaatkan kulit udang, cangkang kepiting dan kerang untuk membuat obat penyembuh luka, baik luka terbuka maupun luka bakar. Cangkang dan kulit yang biasanya dibuang setelah daging binatang itu dikonsumsi ternyata mengandung chitosan yang efektif menyembuhkan luka.

Berkat limbah kulit udang dan cangkang kerang serta kepiting itu, Barii Hafidh Pramono dan Rizqi Afrian, mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menjadi juara pertama dalam The 1st International Student Conference di Thailand. Kegiatan bertema "Innovations for Harmonious Living in a Borderless Society" itu diselenggarakan oleh Khon Kaen University, Thailand pada 23-25 Januari 2012.

"Biasanya kepiting dan udang hanya dimanfaatkan dagingnya saja, sementara cangkangnya dibuang, padahal cangkang kepiting, udang, maupun kulit kerang mengandung zat yang disebut chitosan, yang mampu mempercepat penyembuhan luka," kata Barii, Senin, 6 Februari 2012.

Dua mahasiswa angkatan 2006 itu berhasil menyingkirkan peserta dari delapan negara lain yaitu Thailand, Cina, Swedia, Laos, Jepang, Inggris, Kamboja, serta Vietnam.

Penelitiannya tentang pemanfaatan kulit kerang (chitosan) untuk obat luka bakar termasuk unik karena memanfaatkan limbah untuk dijadikan obat. Barii menemukan fakta bahwa salep dengan kandungan chitosan mampu menyembuhkan luka dengan waktu lebih cepat dibanding dengan salep tanpa chitosan. Salep chitosan juga menghasilkan penyembuhan yang kuat karena mampu menebalkan kolagen sehingga kulit tidak mudah iritasi.

Dengan chitosan, luka lebih cepat sembuh karena proses epitelisasi dan kolagenisasi lebih cepat serta menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi. "Selain efektif menyembuhkan luka, cangkang binatang itu mudah ditemukan dan murah," kata Rizki Arfian.

MUH. SYAIFULLAH

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

30 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya