TEMPO.CO , Jakarta - Serangga pembuat gatal yang menyerang kawasan Surabaya, tomcat, ternyata berguna bagi ekosistem darat. "Dia predator wereng yang mengganggu padi," kata Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian Surabaya, Alexandro S. Yahaya, Selasa, 20 Maret 2012
Jadi meski sudah masuk kategori hama (hewan pengganggu), Alex tak setuju jika serangga bernama ilmiah Paederus Riparius itu dibasmi. Apalagi dengan pestisida yang mengandung residu berbahaya bagi manusia. "Kalau saya justru mengusulkan dengan pestisida alami," katanya.
Sebab, jika dibasmi, bisa-bisa wereng menggurita dan justru berbahaya bagi ketahanan pangan. Jadi secara jangka panjang justru akan mengancam nasib manusia. Apalagi lahan pertanian di Surabaya semakin menyusut.
Menurut dia, tomcat muncul di permukiman karena keseimbangan alam terganggu. "Padi tidak ada, sehingga inangnya juga tidak ada, maka dia cari tempat lain," ujar Alex. Pada kasus serangan pertama tomcat di Surabaya tahun lalu, rumah susun yang didatangi kumbang Rove itu berada di samping sawah.
Alhasil ketika musim panen usai kumbang berwarna oranye hitam itu mampir ke permukiman warga. "Mereka cari sinar," ujar Alex. Tomcat suka dengan kawasan yang banyak ilalang, bakau, kumuh, dan kotor. Kalau di perumahan, kumbang itu suka di jemuran atau kamar mandi.
Alex menyarankan penduduk mematikan lampu jika tidak perlu. Lalu membersihkan pekarangan dan banyak bercocok tanam. Sebab tanaman bisa jadi inang tomcat, sehingga tidak perlu mengganggu manusia. "Pengamatan saya, di rumah yang banyak tanaman dan bersih, tomcat paling hanya satu atau dua," ujar dia.
DIANING SARI
Berita terkait:
Tomcat Menyerang Surabaya Sejak Tahun Lalu
Berita terkait
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
47 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPaman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang
12 Maret 2024
Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang
Baca SelengkapnyaPenemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh
16 Februari 2024
Temuan tiga spesies ngengat baru bisa membantu upaya penanggulangan hama.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman
20 Oktober 2023
Fungsi robot pintar ini digagas guna menghindari kerugian hasil produksi tanaman yang diakibatkan oleh hama dan penyakit.
Baca SelengkapnyaDiserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen
19 Oktober 2023
Hama uret menyerang ratusan hektare lahan tebu di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Akibatnya, banyak petani mengalami gagal panen.
Baca SelengkapnyaCara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman
2 Oktober 2023
Untuk mengusir siput dan bekicot, banyak tukang kebun menggunakan produk racikan sendiri dengan hasil yang instan pula. Berikut di antaranya.
Baca Selengkapnya5 Manfaat Eco Enzyme
16 September 2023
Salah satu manfaat utama eco enzyme adalah sebagai pembersih alami. Ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan rumah, kamar mandi, dapur, dan bahkan lantai.
Baca SelengkapnyaJangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok
21 Juli 2023
Selepas merokok, biasanya puntung rokok akan dibuang begitu saja dan menjadi limbah sekaligus sampah yang cukup meresahkan. Lalu, bagaimana jika ternyata limbah puntung rokok dapat dimanfaatkan menjadi pestisida?
Baca Selengkapnya10 Cara Mudah Usir Semut dengan Bahan Alami yang Aman Digunakan
17 Juli 2023
Ini cara mudah mengusir semut dengan bahan alami yang aman apabila dipakai di dalam rumah.
Baca SelengkapnyaKabupaten Klaten Diharapkan Jadi Percontohan Penanganan Hama
14 Juli 2023
Klaten merupakan Kabupaten subur yang sebagian masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian
Baca Selengkapnya