TEMPO.CO , Jakarta:Kumbang tomcat tidak menggigit atau menyengat. Tapi kumbang tomcat kalau terganggu atau secara tidak sengaja terpijit akan mengeluarkan cairan yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis).
Oleh karena itu gejala ini populer disebut Paederus dermatitis. Gejala ini mumcul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat pederin yang bersifat racun. "Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra," kata Guru Besar Entomologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, M.Sc kepada Tempo Selasa 20 Maret 2012.
Belakangan ini diketahui bahwa produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina. Pederin bersirkulasi dalam darah kumbang, sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya (telur, larva, pupa, dan kumbang).
Namun demikian, Aunu melanjutkan, kumbang betina yang mengandung bakteri akan menghasilkan pederin yang lebih banyak dibandingkan kumbang yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion.
Serangga Tomcat menyerang warga komplek apartemen di Surabaya. Kemungkinan pemukiman itu dibangun di lokasi perkembangbiakan binatang ini. Populasi kumbang meningkat menjelang berakhirnya musim hujan. "Sebelumnya masih dalam stadia larva dan pupa," kata Aunu. Pada saat bersamaan dengan musim panen, sehingga kumbang tomcat berterbangan dan bergerak menuju sumber cahaya di pemukiman.
ARIHTA U SURBAKTI
Berita Terkait
Resep Pestisida Alami Pembasmi Tomcat
Apa Itu Tomcat
Tomcat Tak Bahaya Asal Tak Disentuh
Pakar Serangga: Cuci Tangan Kalau Kena Tomcat
Tips Singkat Hadapi Serangan Tomcat
Memantau Twitter Lewat SITTI Socwave
Iklan di Android Kuras Baterai
Penjualan New iPad Tembus Rekor
Apa Kata Kemenkes Soal Tomcat
Berita terkait
Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?
33 hari lalu
Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.
Baca SelengkapnyaPaman Bashar Al Assad akan Diadili di Swiss atas Kejahatan Perang
47 hari lalu
Rifaat Al Assad, paman presiden Suriah Bashar Al Assad, akan diadili di Swiss atas kejahatan perang
Baca SelengkapnyaPenemuan 3 Jenis Ngengat Baru, Salah Satunya Harus Diwaspadai Petani Cengkeh
16 Februari 2024
Temuan tiga spesies ngengat baru bisa membantu upaya penanggulangan hama.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Unpad Gagas Prototipe Gensystem, Robot Pintar untuk Monitoring Hama dan Penyakit Tanaman
20 Oktober 2023
Fungsi robot pintar ini digagas guna menghindari kerugian hasil produksi tanaman yang diakibatkan oleh hama dan penyakit.
Baca SelengkapnyaDiserang Hama Uret, Ratusan Hektare Lahan Tebu di Lumajang Gagal Panen
19 Oktober 2023
Hama uret menyerang ratusan hektare lahan tebu di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lumajang. Akibatnya, banyak petani mengalami gagal panen.
Baca SelengkapnyaCara Mudah Usir Siput dan Bekicot Perusak Tanaman
2 Oktober 2023
Untuk mengusir siput dan bekicot, banyak tukang kebun menggunakan produk racikan sendiri dengan hasil yang instan pula. Berikut di antaranya.
Baca Selengkapnya5 Manfaat Eco Enzyme
16 September 2023
Salah satu manfaat utama eco enzyme adalah sebagai pembersih alami. Ini dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan rumah, kamar mandi, dapur, dan bahkan lantai.
Baca SelengkapnyaJangan Dibuang! Berikut Cara Membuat Pestisida dari Puntung Rokok
21 Juli 2023
Selepas merokok, biasanya puntung rokok akan dibuang begitu saja dan menjadi limbah sekaligus sampah yang cukup meresahkan. Lalu, bagaimana jika ternyata limbah puntung rokok dapat dimanfaatkan menjadi pestisida?
Baca Selengkapnya10 Cara Mudah Usir Semut dengan Bahan Alami yang Aman Digunakan
17 Juli 2023
Ini cara mudah mengusir semut dengan bahan alami yang aman apabila dipakai di dalam rumah.
Baca SelengkapnyaKabupaten Klaten Diharapkan Jadi Percontohan Penanganan Hama
14 Juli 2023
Klaten merupakan Kabupaten subur yang sebagian masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian
Baca Selengkapnya