Peneliti Temukan Alasan Manusia Berjalan Tegak  

Reporter

Editor

Senin, 26 Maret 2012 15:07 WIB

Simpanse tak memiliki teori berpikir.

TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan tegak dengan dua kaki membedakan manusia dengan primata lain. Penelitian terbaru menunjukkan perebutan sumber daya alam langka memicu manusia berjalan tegak.

Kelompok peneliti gabungan dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Portugal mempelajari perilaku simpanse saat berebut sumber daya langka. Perilaku kera besar yang disebut berkerabat dekat dengan manusia ini bisa mencerminkan bagaimana nenek moyang manusia berjalan tegak enam juta tahun lalu.

"Simpanse menyediakan model bagaimana kondisi lingkungan mempengaruhi manusia berjalan tegak," ujar peneliti evolusi dari George Washington Unviersity, Brian Richmond. Ia bersama rekan peneliti lainnya menduga aktivitas sederhana setiap hari, seperti membawa barang, bisa memaksa manusia berjalan tegak. Dugaan ini terbukti pada simpanse.

Primata Afrika ini mulai berjalan tegak dengan dua kaki, ketimbang empat kaki, ketika merasa harus memonopoli sumber daya. Monopoli biasanya dilakukan pada barang yang jumlahnya terbatas di habitat mereka. Simpanse beranggapan, jika penguasaan sumber daya tak dilakukan, maka sulit menemukan cadangan di masa mendatang.

Dengan berjalan menggunakan dua kaki, simpanse sanggup membawa barang lebih banyak. Sebab, saat berjalan tegak, dua tangan terbebas dari tugas menahan berat tubuh. Seiring berjalannya waktu, aktivitas berjalan tegak mendorong terjadinya perubahan anatomi. Spesies yang tak sanggup membawa banyak barang pada akhirnya tersisih oleh seleksi alam.

Penelitian dilakukan di Hutan Bossou, Guinea. Di tempat tinggal simpanse, disediakan biji kelapa sawit yang mudah didapat dan biji coula langka.

Menyadari ketersediaan dua jenis biji tersebut, simpanse berebut mendapatkan biji coula dan melupakan biji kelapa sawit. Pada kompetisi tingkat tinggi, simpanse bisa membawa biji coula lebih banyak dalam waktu singkat. Berjalan menjadi upaya tercepat mengumpulkan barang.

Dalam penelitian lain di hutan yang sama, peneliti menemukan 35 persen simpanse berupaya berjalan tegak agar bisa membawa lebih banyak barang langka.

Berjalan tegak juga bertujuan untuk menghemat energi. Penelitian tiga tahun lalu oleh peneliti dari University of Arizona dan University of California menunjukkan simpanse yang berjalan dengan empat kaki membutuhkan energi empat kali lebih banyak ketimbang manusia yang berjalan dengan dua kaki.

SCIENCEDAILY | ANTON WILLIAM

Berita Terkait

Mecipta Musuh Tomcat

Ada Darah Dayak di Madagaskar?

Spesies Raja Tawon Ditemukan di Indonesia

Google Buka Kantor di Indonesia, Tifatul Cuek

Di Bandung, Gas Melon Bisa Jadi BBM Sepeda Motor






Advertising
Advertising

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya