TEMPO.CO , Jakarta-Walter Isaacson, penulis biografi Steve Jobs, dalam sebuah wawancara pernah mengatakan pendiri Apple itu menaruh hormat pada Mark Zuckerberg.
Jobs, yang semasa hidup dikenal perfeksionis, kagum lantaran miliuner muda itu mampu menahan diri dan tak tergoda untuk menjual Facebook.
Bisnis rintisan berbasis Internet atau biasa disebut startup yang dibeli oleh perusahaan besar dengan nilai fantastis, bisa dibilang merupakan sebuah pencapaian tersendiri.
“Artinya mereka bisa dipercaya dan menarik di mata perusahaan besar,” ujar Danny Oei Wirianto, pendiri Mind Talk yang juga Chairman perusahaan inkubator Merah Putih kepada Tempo, Kamis 5 April 2012.
Dengan proses akuisisi, usaha yang masih “hijau” ini biasanya dapat mengembangkan diri lebih luas lagi.
Sayangnya, menurut Danny, tak semua investor membeli startup untuk dikembangkan. “Ada yang bertujuan menghancurkannya,” ujarnya.
Gowalla contohnya. Layanan berbagi lokasi ini dibeli Facebook pada Desember lalu. Sebulan kemudian Facebook menutupnya dengan alasan membahayakan layanannya.
Penutupan ini tentu menyakitkan bagi startup idealis. Meskipun begitu, masih banyak startup yang bermimpi menjadi bagian dari perusahaan besar.
“Alasannya uang,” ujar Romi Satria Wahono, pengamat teknologi sekaligus CEO PT Brainmatic. Pernyataan itu dibenarkan Danny.
Inkubator Merah Putih yang dipimpin Danny kebanjiran permintaan kerja sama untuk mendirikan startup semata demi keuntungan. “Dari 100 orang yang saya temui, 98 di antaranya ingin kaya,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, dengan membuat sesuatu yang berguna dan dibutuhkan masyarakat, uang akan mengalir sendiri.
Jaka Pradipta, salah satu pendiri SpotDokter, layanan informasi dan aplikasi kesehatan, mengaku akan mempertimbangkan untuk menerima bila tawaran akuisisi datang.
Selain karena nilai tawaran dan kesamaan visi-misi, startup membutuhkan kepastian dalam pengelolaannya.
“Kami tak tahu sampai kapan bisa bertahan,” ujarnya. Sebab, kata Jaka, awal pembentukan SpotDokter bukan untuk mencari keuntungan, melainkan kebutuhan.
Romi dan Danny sepakat secara umum saat ini startup Indonesia belum menarik untuk dibeli. Pengembang lokal kurang menguasai bahasa dan cara membangun software.
Danny berpendapat ke depannya startup di Tanah Air berpotensi menarik perusahaan. Hanya, banyak startup berisi orang kurang komitmen dan tak tepat sasaran.
Para pengembang layanan digital lokal juga diminta untuk menimbang prospek perusahaan di masa depan. Salah satu tolok ukurnya adalah jumlah pengguna.
Bila angkanya besar, Romi menyarankan pemilik startup untuk berpikir panjang sebelum menerima tawaran akuisisi. Alasannya, profit di masa depan bisa meningkat hingga berlipat.
Sebaliknya, apabila layanan yang dibuat biasa-biasa saja dan ditawar dengan harga tinggi, ya, dijual saja.
TECHCRUCH | RATNANING ASIH
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya