Rahasia Berjalan di Atas Air

Reporter

Editor

Jumat, 13 Juli 2012 04:18 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Zulkarnain

TEMPO.CO, Chicago--Banyak orang berhasil mendemonstrasikan, jika Anda mengisi kolam renang dengan air dan tepung maizena, Anda bisa berlari di atasnya. Jika berhenti, Anda akan tenggelam. Kendati begitu, bagaimana hal itu terjadi masih menjadi misteri dalam dinamika fluida.

Umumnya penjelasan yang diberikan untuk fenomena “berjalan di atas air” adalah suspensi, yaitu cairan berisi partikel di dalamnya, bukanlah fluida Newton yang makin kental, ketika terjadi peningkatan laju deformasi lantaran orang berlari di atasnya. Contoh umum adalah saus, darah, dan pasta gigi. Fluida “normal”, seperti air, mengalir dan viskositasnya konstan.

Namun Scott Waitukaitis dan Heinrich Jaeger, fisikawan di University of Chicago, menemukan bahwa situasi itu lumayan berbeda. Ketika Anda menginjak suspensi, partikelnya akan termampatkan dan berubah menjadi fase padat selama beberapa saat.

Waitukaitis dan Jaeger mencatat dalam riset yang akan dipublikasikan dalam jurnal Nature, edisi 12 Juli 2012, bahwa mekanisme biasa yang diajukan tidak mampu menjelaskan bagaimana orang bisa berlari di atas campuran air dan maizena. “Mekanisme itu tidak mampu menyokong bobot seseorang,” kata Jaeger.

Kedua ilmuwan ini mengisi sebuah wadah dengan campuran air dan maizena (oobleck) serta menjejakkan tongkat di atasnya. Menggunakan kamera fotografi berkecepatan tinggi dan sinar X, mereka melihat bahwa, ketika tongkat itu menyentuh suspensi, bagian di bawah tongkat menjadi solid. Partikel dalam suspensi itu tak bisa bergerak, menciptakan sebuah daerah mirip kolom yang cukup kokoh untuk mencegah tongkat tenggelam ke dalam oobleck.

Daerah yang kini solid dan menebal itu dapat meluas hingga ke dasar wadah. Jaeger mencatat bahwa zona yang memadat itu memancarkan energi yang cukup besar hingga salah satu wadah pecah. Energi itu bahkan dapat memantulkan dan mendorong kembali tongkat jika wadahnya lumayan dangkal.

Namun harus dicatat bahwa, berlawanan dengan pemodelan sebelumnya, dinding wadah tidak terpengaruh apakah tongkat atau orang berlari tetap berada di atas oobleck. Hal yang sama akan terjadi jika Anda mengisi laut dengan campuran itu dan melakukan eksperimen tersebut.

Setelah terkena tekanan tongkat, zona solid akan mulai mencair, karena tak ada lagi energi yang menekannya. Itulah sebabnya, ketika Anda berhenti berlari menyeberangi oobleck, Anda akan tenggelam. Itu juga menjelaskan mengapa orang tak bisa mengemudikan kendaraan di atasnya, karena roda tidak memberi tekanan pada daerah yang kecil.

LIVESCIENCE |TJANDRA

Berita lain:

Mengapa Perempuan Lemah dalam Matematika?

Pusaran di Angkasa Titan

Perkenalkan, “James Bond” Berbentuk Virus

Ada Anggrek Jenis Baru dari Gunung Kinabalu

Bulan Terkecil Pluto Ditemukan

Yahoo! Voices Dibajak

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya