Kutu Air Ini Diberi Nama Bob Marley

Reporter

Editor

Senin, 16 Juli 2012 16:32 WIB

Gnathia marleyi. Io9.com

TEMPO.CO, Washington - Siapa tak kenal Bob Marley, legenda musik reggae kelahiran Jamaika. Nama Bob Marley ternyata tidak hanya dikenang di dunia musik. Dunia sains kini juga turut mengabadikan nama musikus berambut gimbal tersebut sebagai nama ilmiah spesies laut.

Nama Marley disematkan kepada spesies krustasea parasitik kecil yang doyan menempel pada ikan di terumbu karang di Laut Karibia, Amerika Tengah. Gnathia marleyi, itulah nama spesies krustasea pengisap darah yang baru ditemukan oleh para ilmuwan.

"Saya menamainya Gnathia marleyi karena rasa hormat dan kekaguman saya atas musik kreasi Marley. Spesies ini adalah organisme Karibia yang sangat unik, sama seperti Marley," kata Paul Sikkel, ahli biologi kelautan di Arkansas State University.

Bob Marley, yang meninggal tahun 1981, terkenal lewat lagunya yang berjudul No Woman, No Cry." Jamaika--tanah kelahiran Marley--termasuk pulau terbesar di Laut Karibia selain Kuba.

Dengan digunakannya nama Marley, kini musikus itu bergabung dengan sejumlah tokoh lain yang namanya juga diabadikan sebagai nama spesies. Mereka adalah Presiden Amerika Serikat Barack Obam; legenda musik rock Elvis Presley; komedian Stephen Colbert; dan pendiri Microsoft, Bill Gates.

Nama Obama disematkan kepada Caloplaca obamae, spesies lumut kerak asal Santa Rosa, California, yang ditemukan tahun 2007. Presley diabadikan untuk nama spesies tawon, yakni Preseucoila imallshookupis. Sementara Colbert diabadikan sebagai nama serangga, serta Gates sebagai nama spesies bunga.

Sikkel mengatakan G. marleyi muda suka bersembunyi di antara pecahan karang, spons laut, atau ganggang. Dia akan meluncurkan serangan kejutan pada ikan, lalu menyusup ke dalam tubuhnya, dan menyedot darah ikan sebagai sumber makanan.

Krustasea mungil ini harus mengatur persediaan makanan selama 2-3 pekan di saat terakhir sebagai remaja untuk bekal bertahan hidup. Sebab, hewan ini tidak makan sama sekali ketika memasuki masa dewasa.

Terumbu karang di Laut Karibia sangat rentan terhadap penyakit. Sikkel dan timnya sedang mempelajari hubungan antara kesehatan komunitas terumbu karang dan populasi gnathiid, parasit eksternal yang paling umum ditemukan di terumbu karang.

G. marleyi termasuk ke dalam golongan spesies gnathiid. Mereka secara ekologis mirip dengan hewan parasit darat, seperti kutu pengisap darah atau nyamuk pembawa penyakit.

Sikkel dan tim risetnya menjabarkan seluruh fase kehidupan G. marleyi dalam jurnal Zootaxia edisi terbaru. Penelitian ini didanai sebagian oleh National Science Foundation.

REUTERS | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya