TEMPO.CO , Punta León - Sebuah tim peneliti dari Wildlife Conservation Society dan Dewan Riset Nasional Argentina baru-baru ini dikejutkan oleh perilaku burung laut di Amerika Selatan.
Burung yang dikenal dengan sebutan Imperial Cormorant ini mampu menyelam hingga kedalaman 150 kaki atau 45,7 meter selama 40 detik.
Burung super ini mencari makan di dasar laut selama 80 detik sebelum kembali ke permukaan 40 detik kemudian. Makanan favorit Imperial Cormorant adalah ikan yang berbentuk seperti ular dan biasa terdapat di dasar laut.
"Ikan yang diperoleh dari dasar laut kemudian dibawa ke permukaan untuk disantap," kata Flavio Quintana, pemimpin tim penelitian Wildlife Conservation Society, seperti dikutip Sciencedaily, Kamis, 2 Agustus 2012.
Tim peneliti memasang kamera kecil untuk merekam perilaku si burung super. Kamera dilekatkan pada punggung burung sehingga gambar yang ditangkap sesuai pandangan burung.
Rekaman itu menunjukkan burung laut berada sebentar di permukaan lantas menyelam ke dasar laut untuk berburu ikan. Saat burung menyelam, para peneliti dapat merasakan sensasi ibarat menyelam secara langsung.
Ini adalah pertama kalinya mereka melihat langsung teknik makan burung Cormorant yang dijumpai di lepas pantai Argentina. Rekaman diperoleh dari Punta León di Patagonia, sebuah kawasan lindung pesisir yang menjadi habitat lebih dari 3.500 pasang burung Cormorant.
Tim peneliti telah mempelajari perilaku makan burung ini selama satu dekade terakhir. Mereka bekerja sama dengan Carlos Zavalaga dan Ken Yoda dari University of Nogoya, Jepang, untuk memasang kamera pada burung.
Sebanyak lebih dari 400 ekor burung Cormorant di sepanjang pesisir Patagonia dilacak menggunakan peranti canggih, seperti penanda multi-channel dan Global Positioning System dengan resolusi tinggi. Tim peneliti dapat memetakan daerah makan lewat metode pelacakan ini.
"Informasi ini akan mengidentifikasi area utama mencari makan bagi burung Cormorant," ujar Quintana. Informasi juga digunakan untuk mengembangkan daerah makan baru dan memahami kondisi lingkungan yang mempengaruhi populasi Cormorant.
SCIENCEDAILY | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terpopuler lainnya:
RIM Perluas Pasar dengan BlackBerry Terjangkau
Ada 40 Prototipe iPhone dan iPad
Microsoft Luncurkan Layanan Email Outlook.com
DropBox Dibobol, Akun Pengguna Dicuri
Virus Flu Anjing Laut Ancam Manusia?
Bakteri Virtual Ini Mirip Aslinya
Menghemat Biaya Latihan dengan Simulator Menembak
Axis dan XL Akhiri Kerja Sama Roaming Nasional
Smartfren Tingkatkan Layanan Data Selama Ramadan
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya