Eijkman Petakan Keunikan Gen Warga Halmahera

Reporter

Senin, 27 Agustus 2012 18:47 WIB

Ritual adat Horom Toma Sasadu yang berlangsung di kecamatan Sahu Timur, Halmahera Barat, Maluku Utara. TEMPO/Cornila Desyana

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman akan meneliti susunan genetik penduduk di Pulau Halmahera di Provinsi Maluku Utara. Penelitian yang dilangsungkan pada dua pekan mendatang itu akan menguak keunikan gen penduduk Halmahera berikut kaitannya dengan sejumlah penyakit.

"Virus dan bakteri patogen berhubungan erat dengan populasi," ujar Deputi Direktur Lembaga Eijkman, Herawati Sudoyo, usai acara halalbihalal di kantor Eijkman, Senin, 27 Agustus 2012.

Tim peneliti akan mengambil sampel gen dari penduduk Ternate, ibu kota provinsi yang terletak di Halmahera, pulau terbesar di Kepulauan Maluku, Provinsi Maluku Utara.

Herawati mengatakan penduduk di daerah Halmahera dan pulau-pulau kecil di sekitarnya sangat unik. Populasinya bisa dikatakan sangat beragam kendati terpisah dalam pulau-pulau kecil yang letaknya cukup berdekatan. Setidaknya ada dua rumpun bahasa yang berkembang di sana, yakni Papua dan Astronesia.

Beragamnya populasi di daerah ini--yang terwujud dalam etnik, budaya dan bahasa--ternyata terekam abadi dalam susunan genetik setiap penduduk. "Gen penduduk daerah ini merupakan campuran antara populasi Indonesia bagian barat dan tengah dengan Indonesia bagian timur," ujarnya.

Keragaman gen inilah yang akan dipetakan oleh tim peneliti Eijkman, terutama peta gen yang berhubungan dengan penyakit yang disebabkan gaya hidup serta bersifat endemik, seperti hepatitis, diabetes, dan malaria. Tim juga akan meneliti mikrobia perut yang berperan penting dalam munculnya penyakit tertentu.

"Ternate itu kayak Jakarta, pusat perdagangan dan menjadi melting pot orang-orang dari berbagai daerah," ujar Herawati. "Kami ingin melihat apakah daerah ini cukup terpencil (terisolasi) sehingga tidak terpengaruh budaya barat."

Ia menyatakan penelitian genetik penduduk Ternate dan Halmahera secara umum menjadi menarik lantaran daerah ini termasuk Wallacea region, yakni wilayah yang memisahkan biogeografi Asia dan Australia. Wallacea region ditemukan oleh evolusionis Alfred Russel Wallace lewat ekspedisi ilmiahnya lebih dari 150 tahun lalu di wilyaha yang sama.

Wallacelah yang mengemukakan teori tentang garis Wallace, garis imajiner yang membelah kawasan geografis flora dan fauna Asia dan Australia. Garis Wallace membujur dari utara ke selatan wilayah Indonesia, memisahkan Pulau Kalimantan dan Sulawesi, serta Pulau Bali dan Selat Lombok. Komunitas flora dan fauna yang hidup di wilayah ini sangat unik, berbeda ketimbang yang ada di Asia maupun Australia.

"Tipe gen (haplotipe) penduduk Indonesia barat, timur, dan Wallacea sangat khas. Begitu juga virus dan patogen yang ada di sana," katanya. Herawati menambahkan penelitian tentang budaya dan bahasa menjadi penting untuk mendukung penelitian genetik penduduk Halmahera.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

25 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya