Misteri Warna Sungai Yangtze Berubah Merah

Reporter

Selasa, 11 September 2012 05:03 WIB

Sungai Yangtze. wikimedia.org

TEMPO.CO, Chongqing--Dengan nama Terusan Keemasan, tentu aneh bila air sungai Yangtze berwarna merah. Namun pada Kamis pekan lalu, air sungai itu sewarna jus tomat.

Tak ada yang tahu mengapa Sungai Yangtze berubah warna. Perubahan warna sungai terbesar dan terpanjang di Cina tersebut pertama kali diketahui oleh warga di sebelah barat laut Kota Chongqing.

Perubahan itu tampaknya dimulai dekat Kota Chongqing. Di wilayah itu, Yangtze terhubung dengan Sungai Jialin. Menurut ABC News, meski air merah jingga itu terkonsentrasi di sekitar Chongqing—pusat industri terbesar di barat daya Cina—noda merah itu dilaporkan juga muncul di sejumlah titik sepanjang sungai tersebut.

Para penyelidik belum dapat memastikan penyebab munculnya noda merah itu, tetapi Telegraph melaporkan bahwa petugas lingkungan menduga polusi industri dan banjir di hulu sungai sebagai penyebab warna aneh tersebut.

Salah satu penjelasan alami atas perubahan warna air Sungai Yangtze menjadi merah adalah ledakan populasi mikroorganisme penghasil warna. Namun Emily Stanley, dosen limnologi—bidang ilmu yang mempelajari ekosistem perairan darat—di University of Wisconsin, Amerika Serikat, menepis dugaan itu.

"Ketika air berubah warna menjadi merah, banyak orang langsung menduga bahwa itu akibat red tide," kata Stanley. "Tapi alga yang menyebabkan terjadinya gelombang merah adalah mikroorganisme laut dan bukan kelompok yang hidup di air tawar, sehingga sangat mungkin peristiwa ini sama sekali tak terkait dengan fenomena gelombang merah."

Tetapi bukan berarti perairan darat tak bisa berubah warna. Karena alasan biologis, terkadang sungai dan danau bisa menjadi merah. Musim panas lalu, misalnya, warga Amerika dikejutkan oleh sebuah danau di Texas yang berubah warna menjadi merah ketika mengalami kekeringan.

Stanley mengatakan, umumnya kejadian tersebut dipicu oleh invasi bakteri penghasil warna merah yang memasuki perairan itu ketika kandungan oksigen di danau atau sungai tersebut jauh di bawah normal. Karena air sungai terus bergerak secara konstan, dan bercampur dengan udara di atasnya saat mengalir, nyaris mustahil defisiensi oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri tersebut dapat terjadi.

Setelah mengamati sejumlah foto Sungai Yangtze yang berubah warna menjadi merah terang di Chongqing, Stanley menduga kejadian itu akibat ulah manusia. “Tampaknya ini adalah fenomena polutan,” ujarnya. “Perairan yang menjadi merah dalam waktu singkat di masa lalu terjadi karena orang membuang pewarna ke sungai.”

Tudingan itu bukan tanpa dasar. Desember lalu, limbah pewarna industri terbukti menjadi penyebab sungai Cina lainnya, Jian, berubah warna menjadi merah darah. Petugas yang melacak warna tersebut menemukan bahwa sumber warna itu berasal dari sebuah pabrik kimia yang secara ilegal memproduksi pewarna merah untuk kertas pembungkus kembang api.

Kendati demikian, Stanley mengatakan pihaknya tak dapat mengesampingkan kemungkinan lain yang dilaporkan tengah diinvestigasi oleh para penyelidik, yakni masuknya lumpur ke daerah hulu sungai. Bila memang demikian, tanah liat merah kemungkinan menjadi penyebabnya.

“Cina terkenal memiliki daerah dengan banyak tebing terjal dan menerapkan praktek penggunaan lahan yang memicu erosi tanah. Tanah yang tergerus akan terbawa sungai,” ujar Stanley. “Sungai juga akan berubah sewarna tanah liat yang tak jauh berbeda dengan limbah pewarna yang dibuang ke sungai. Tetapi jika itu penyebabnya, saya kira seharusnya ada badai besar atau tanah liat dalam jumlah luar biasa besar yang masuk ke sungai.”

Namun, melihat perubahan warna Sungai Yangtze dalam sejumlah foto, yang tampak amat mirip warna jus tomat, Stanley menyatakan, “Sepertinya itu disebabkan oleh pewarna industri.”

TJANDRA DEWI | LIVESCIENCE

Berita lain:
iPhone 5 Pakai Kartu SIM Nano?

Swumanoid, Si Robot Penjaga Pantai

Kenalkan, ''James Bond'' Bertampang Kecoa

Harga Final Penjualan Instagram Anjlok

Hewlett Packard Tambah Jumlah Pengurangan Pegawai

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya