Melacak Penyu Tempayan Lewat Darah  

Reporter

Rabu, 26 September 2012 12:01 WIB

Penyu Tempayan (Carreta carreta). californiaherps.com

TEMPO.CO, Orlando - Setiap tahun, ribuan penyu tempayan langka merangkak di pantai di kawasan Archie Carr National Wildlife Refuge, Florida, untuk bertelur sebelum menyeret tubuh kasar mereka kembali ke laut. Tapi, ke mana mereka pergi setelah itu, tidak pernah diketahui secara pasti.

Para ilmuwan selama ini menggunakan perangkat GPS (global positioning system) untuk merekam perjalanan penyu tempayan. Namun, tag geolocator--alat pemancar sinyal keberadaan penyu yang dideteksi GPS--yang ditempelkan pada tempurung penyu harganya mahal dan dapat hilang jika penyu mati.

Kini, hambatan itu tidak perlu lagi dirisaukan. Sebab, sekelompok peneliti dari Sea Turtle Conservancy telah menemukan cara yang lebih murah dan mudah untuk mencari tahu jalur perjalanan penyu tempayan (Carreta carreta), yakni dengan menguji darah mereka.

"Teknik ini seakurat menggunakan tag GPS," kata Daniel R. Evans, seorang peneliti di Sea Turtle Conservancy, seperti dikutip Livescience, Selasa, 25 September 2012. Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE edisi 20 September 2012.

Teknik ini meneliti isotop karbon dalam darah penyu yang berasal dari makanan yang dilahap penyu selama perjalanan di lautan. Karbon memiliki isotop yang berbeda, atau varian, yang terkandung di semua makhluk hidup. Campuran yang tepat dari isotop karbon bervariasi di setiap wilayah. Misalnya, campuran isotop karbon di pertengahan Atlantik berbeda dengan di Karibia.

"Dengan memeriksa campuran isotop karbon dalam darah penyu, kami bisa menentukan di wilayah mana mereka bermigrasi," kata Evans.

Hasil penelusuran dengan metode analisis darah menunjukkan beberapa penyu tempayan menyelam ke arah utara, ke daerah lepas pantai Virginia dan Delaware. Sementara yang lain pergi ke Bahama dan Teluk Meksiko. Beberapa penyu tempayan lainnya masih beredar di sekitarnya, di lepas pantai Florida.

Sebelumnya, dengan metode lama, para peneliti berpikir mayoritas penyu menyelam menuju arah selatan. "Kami tahu beberapa penyu kembali ke utara. Tapi kami tidak mengira (perairan utara) menjadi lokasi favorit mereka," kata Simona Ceriani, mahasiswa pascasarjana University of Central Florida, yang terlibat dalam penelitian.

Evans mengatakan, melindungi perairan tempat penyu tempayan mencari makan menjadi hal yang tak kalah penting dengan upaya untuk melindungi sarang mereka di pantai. Sebab, banyak penyu tempayan mati karena terjerat dalam jaring ikan atau menghadapi bahaya lain saat mengarungi lautan.

"Penelitian ini membantu para ilmuwan dan manajer konservasi mengidentifikasi area makan utama bagi penyu tempayan," kata Evans. Penelitian juga membantu kedua pihak menyusun kebijakan dan peraturan yang langsung melindungi penyu di daerah-daerah tertentu.

Archie Carr National Wildlife Refuge adalah rumah bagi populasi terbesar kedua penyu tempayan di dunia dan merupakan satu dari empat lokasi sarang penyu yang ada di Amerika Serikat. Sementara populasi penyu lainnya telah meningkat dalam area tersebut. Jumlah penyu tempayan--spesies penyu yang dikenal karena ukuran kepalanya yang besar--justru terus menurun tanpa sebab yang jelas.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita Lainnya:
86 Korban Bahuga Jaya Dilarikan ke RSKM Cilegon
DPR Tagih Janji Pemerintah Soal Aset Century
Gerindra Tolak Revisi Undang-Undang KPK
Tertabrak Tanker, Lambung Bahuga Jaya Robek
Jokowi-Basuki Akan Kembangkan Kereta Api

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya