Betul, Anda Bisa Mati karena Patah Hati

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Selasa, 16 Oktober 2012 07:28 WIB

speakingofchina.com

TEMPO.CO, Berlin - Para peneliti Jerman mengatakan mereka telah mengidentifikasi bagaimana trauma emosional - dari memenangkan lotre hingga kehilangan kekasih - berpotensi mematikan. Mereka menyatakan, apa yang disebut sebagai sindrom patah hati ini bisa memicu bencana yang berpotensi mematikan dalam proses yang sangat cepat.

Mirip dengan stroke atau jantung koroner, sindrom patah hati menyebabkan tubuh memproduksi hormon stres adrenalin dan lainnya dalam jumlah berlebih. Peneliti utama Christoph Nienaber, direktur kardiologi di University Clinic of Rostock, menyatakan, kondisi stres parah mempersempit arteri koroner dan mengacaukan sirkulasi darah. Kondisi ini juga mempengaruhi klep bagian bawah ruang pompa utama jantung, memaksa bagian atas untuk bekerja lebih keras mengimbanginya.

Kurangnya darah beroksigen mencapai seluruh tubuh - dan terutama jantung - penyebab sesak napas, nyeri, dan kehilangan kesadaran. Pasien bisa meninggal akibat serangan jantung, atau otak dan tubuh kekurangan oksigen.

"Korban berjuang untuk bernapas, merasa lemah dan memiliki rasa sakit di dada yang merupakan gejala khas serangan jantung," kata Nienaber. Ia menyebut salah satu pasiennya, seorang wanita 78 tahun yang selalu segar-bugar kesehatannya turun drastis setelah ia bersengketa dengan tetangganya.

Profesor Nienaber mengatakan sindrom patah hati kebanyakan mempengaruhi wanita yang telah mengalami menopause antara usia 50 dan 70 tahun. "Kami masih tidak yakin mengapa kelompok ini yang paling terpengaruh," katanya. "Satu teori adalah bahwa tubuh wanita bereaksi kuat terutama untuk menekankan hormon setelah menopause."

Angka saat ini menunjukkan bahwa sekitar 2 persen dari 300 ribu kasus serangan jantung di Inggris setiap tahun disebabkan karena "lonjakan emosi mendadak".

Dokter telah lama mengetahui stres dapat memicu masalah jantung. Penelitian sebelumnya menunjukkan risiko serangan jantung meningkat sepuluh kali lipat dalam 48 jam setelah kematian orang yang dicintai.

Pada bulan Agustus, Marcus Ringrose sedang duduk di mejanya menanggapi surat belasungkawa tentang kematian istrinya, ketika ia mengalami serangan jantung fatal. Aktris Doktor Who, Mary Tam, wanita yang sudah dinikahinya selama 34 tahun, meninggal 12 hari sebelumnya karena kanker.

MAIL ONLINE | TRIP B

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya