TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang komet muncul bebarengan di langit malam ini. Diamati dengan teleskop kecil, komet alias bintang berekor tampak seperti bergandengan pada jarak amat dekat.
"Bagaikan pesta komet buat masyarakat dan ahli astronomi," ujar astronom Amerika Serikat Bob Berman seperti dikutip Space.com.
Komet pertama bernama 168P/Hergenrother yang malam ini berjarak sekitar 80 juta kilometer dari bumi. Komet ini dilihat pertama kali oleh ahli astronomi Carl Hergenrother pada 1998. Komet ini mengelilingi matahari dalam lintasan berbentuk elips setiap 6,9 tahun sekali. Dalam putaran kali ini, komet paling dekat matahari pada 1 Oktober lalu.
Dalam enam pekan terakhir, astronom amatir berlomba-lomba mengamati komet 168P/Hergenrother. Selama periode tersebut, mereka menyaksikan komet ini bergerak dengan latar belakang bintang-bintang. Dalam beberapa kesempatan, komet tampak lebih terang, pertanda terjadinya letupan di permukaan komet.
Komet kedua adalah C/2012 J1 Catalina berjarak 300 juta kilometer dari bumi. Benda langit ini ditemukan pertama kali oleh ahli astronomi A.R. Gibbs dalam sebuah proyek survei langit pada 13 Mei tahun ini. Perhitungan orbit menunjukkan komet memiliki lintasan hiperbola dan terdekat dengan matahari pada 7 Desember nanti. Setelah tanggal tersebut, komet akan mengayun ke pinggir tata surya dan baru kembali mendekati matahari 200 tahun kemudian.
Rabu malam ini kedua komet akan terpisah sejauh 44 menit busur atau sedikit lebih besar ketimbang bentangan bulan purnama. Kedua komet akan berada di langit belahan utara, dekat rasi Pegasus. Dari negara yang terletak di khatulistiwa seperti Indonesia, komet ini akan tampak rendah. Cahayanya yang redup membuat komet hanya terlihat dengan bantuan teleskop.
ANTON WILLIAM
Berita terkait
Ulasan Profesor Astronomi BRIN soal Posisi Hilal dan Lebaran 10 April 2024
22 hari lalu
Awal Syawal atau hari Lebaran 2024 diperkirakan akan seragam pada Rabu, 10 April 2024. Berikut ini penjelasan astronom BRIN soal posisi hilal terkini.
Baca SelengkapnyaTak Segampang Itu Mengamati Komet Setan, Terlalu Singkat dan Berpotensi Terhalang Awan
28 hari lalu
Kondisi cuaca, polusi cahaya, dan sempitnya durasi bisa menghambat pengamatan Komet Setan.
Baca SelengkapnyaFenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan
28 hari lalu
Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.
Baca SelengkapnyaKemunculan Komet Setan, Perlukah Kita Khawatir?
29 hari lalu
Komet 12P/Pons-Brooks alias komet setan menuju titik terdekatnya dengan matahari dan bumi. Pakar astronomi membantah isu tanda kiamat.
Baca SelengkapnyaPilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG
2 Februari 2024
Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.
Baca SelengkapnyaFenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia
6 Januari 2024
Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaFenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal
5 Desember 2023
Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.
Baca SelengkapnyaFenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor
4 Oktober 2023
Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaJakarta Raih 4 Medali Bidang Astronomi di OSN, Ini Kata Pelatih dari Planetarium Jakarta
6 September 2023
DKI Jakarta meraih juara umum pada Olimpiade Sains Nasional atau OSN 2023 dengan total 71 medali.
Baca SelengkapnyaDzaky Rafiansyah Raih Dua Perak Olimpiade Astronomi Berturutan, Ini Rahasianya
4 September 2023
Dzaky mengaku menyukai astronomi sejak kelas 3 SMP.
Baca Selengkapnya