Teka-teki Rambut Putih Obama  

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 12 November 2012 10:55 WIB

Barack Obama. REUTERS/Jim Bourg

TEMPO.CO, Washington - Barack Obama dianggap menua dari usia yang sebenarnya dan mengalami "hidup yang keras" selama menjalani masa jabatan pertama. Padahal, untuk usia yang sama, banyak pria AS tak mengalaminya. Apakah jabatan presiden AS adalah killer job?

"Apakah menjadi presiden buruk bagi kesehatan? Saya tak bisa berpikir tak demikian," kata sosiolog Jay Olshansky, yang tahun lalu menulis mitos penuaan presiden dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association.

"Anda harus dapat menahan kerasnya stres, tentu saja, untuk menjadi presiden. Saya pikir itu sebabnya stres tidak banyak menjadi masalah bagi mereka," kata Olshanksy, profesor kesehatan masyarakat di University of Illinois di Chicago. "Saya menduga stres yang mereka alami sebenarnya menguntungkan, kecuali bagi rambut mereka."

Menguntungkan, karena menempanya menjadi pemimpin yang makin tangguh.

Ia mempersandingkan foto Obama sebelum menjabat dan setelahmenjadi presiden. Juga foto-foto presiden lainnya: Abraham Lincoln yang dahinya sangat berkerut, kantong mata Jimmy Carter, dan menuanya wajah Bill Clinton di hari-hari terakhir masa jabatan mereka.

Stres? Mungkin, katanya. Bisa membunuh? Tidak, menurut penelitian Olshansky.

Olshansky menggunakan ulang tahun, tanggal pelantikan, dan tahun kematian setiap presiden untuk menentukan bahwa dua pertiga (68 persen) dari orang-orang yang telah bekerja keras di Oval Office hidup lebih lama daripada rentang hidup yang diharapkan dari era mereka, tidak termasuk mereka yang dibunuh.

Menurutnya, delapan presiden pertama AS berusia rata-rata 79,8 tahun. Rentang usia ini bahkan mengalahkan umur rata-rata untuk laki-laki hari ini di AS (76,2 tahun).

"Mitos bahwa usia presiden dua kali lebih cepat dari orang lain adalah murni didasarkan pada bagaimana mereka melihat, bukan pada data. Anda secara lahiriah melihat bahwa mereka dengan cepat (lebih) menua, tetapi mereka tidak mati lebih cepat," kata Dr Robert Shmerling, kepala klinik rematologi di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston. Dia menulis ulang studi Olshansky untuk kolom yang ditulisnya tentang mitos medis.

Menurut Olshansky, reaksi normal tubuh terhadap stres adalah dengan tumbuh uban lebih cepat dan kerutan pada kulit. "Tapi itu tidak berarti semua aspek lain dari penuaan menjadi lebih cepat," katanya.

Jadi, sementara rambut Obama kian memutih dan wajahnya tampak menua, tidak berarti dia memiliki risiko yang lebih tinggi dari penyakit jantung atau kanker, kata Olshanksy.

MSNBC | TRIP B

Baca juga:

10 Perselingkuhan Politisi AS yang Menghebohkan

Pasangan Kekasih Transgender

Direktur BBC Mundur

Gempa 6,6 SR Guncang Myanmar

Kubu Oposisi Suriah Sepakat Bersatu

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya