TEMPO.CO , Chicago - Dua tim ilmuwan internasional berhasil mengidentifikasi mutasi langka pada gen yang terkait dengan peradangan. Gen ini secara signifikan meningkatkan resiko penyakit Alzheimer. Penemuan ini adalah yang pertama dalam kurun waktu satu dekade.
Temuan yang dipublikasikan pada Journal of Medicine di New England menawarkan wawasan baru dalam dasar-dasar penyakit Alzheimer yang merampas memori, kemandirian dan kehidupan si penderita.
Dalam studi terpisah, tim yang dipimpin oleh deCode Genetics dan John Hardy dari Universitas College London menemukan bahwa penderita dengan mutasi pada gen TREM2 memiliki empat kali kemungkinan untuk memiliki penyakit Alzeimer dibanding dengan orang yang tidak memiliki gen tersebut. "Resikonya empat kali lipat terserang Alzheimer," ujar Dr. Kari Stefansson of Reykjavik dari deCode Genetics.
Gen baru ini sepuluh kali lebih langka dibandingkan dengan ApoE4 yang terjadi pada 40 persen orang tua yang menderita Alzheimer. "Dalam pikiran saya, ini sangat penting. Ini memberi kita petunjuk untuk salah satu faktor biologis yang berkontribusi menyebabkan penyakit," ujar Dr Allan Levey, direktur Pusat Penyakit Alzheimer Emory of Excellence di Atlanta, yang membantu mengkonfirmasi temuan deCode.
TREM2 adalah gen yang mempengaruhi protein yang diekspresikan pada permukaan sel-sel di berbagai jaringan dan bertugas membersihkan sampah. Sebuah mutasi genetik akan mengubah fungsi sel-sel rumah tangga mengakibatkan seberapa besar otak bertoleransi dengan racun protein dari beta amyloid ini.
Untuk penelitian ini, Hardy dan timnya menggunakan teknik sekuensing gen 988 orang berpenyakit Alzheimer dan 1004 sukarelawan sehat. Tim juga menguji jaringan otak dari pasien Alzheimer yang telah meninggal dan kemudian mempelajari ekspresi gen TREM2 pada tikus dengan rekayasa genetika.
REUTERS | ISMI WAHID
Berita terpopuler lainnya:
Pejabat Israel Bersumpah Lakukan ''Holocaust''
Fatah-Hamas Sepakat Bersatu Melawan Israel
Menteri Keuangan Blokir Proyek TNI Rp 678 Miliar
Meski Century Belum Tuntas, Samad Ogah Mundur
Rahasia Otak Jenius Einstein
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya