Tongkat Canggih dan Murah Buat Tuna Netra  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 13 Februari 2013 05:39 WIB

Ilustrasi.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seorang mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta merilis alat rancangannya yang berguna membantu penyandang tuna netra dalam berjalan.

Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika bernama Tunas Bintar Pamungkas ini menamakan alatnya tongkat ultrasonic. "Ini bisa mendeteksi karakter jalan yang dilalui oleh penyandang tuna netra dari kajauhan," ujar mahasiswa semester akhir itu di kampusnya pada Selasa 12 Februari 2013.

Bintar menjelaskan tongkat ultrasonic ini tak mengandalkan rabaan fisik tapi deteksi tekstur jalanan dengan gelombang. Hasil deteksinya bisa diketahui oleh penyandang tuna netra lewat penanda berupa sinyal bunyi alarm. "Biaya pembuatannya tak mahal, hanya Rp 1,5 juta," kata Bintar.

Pola kerjanya, kata Bintar, tongkat ini memancarkan gelombang ultrasonic yang bisa mengukur jarak tongkat dengan obyek jalan yang akan dilalui penyandang tuna netra. Dalam proses pengukuran jarak ini, gelombang ultrasonic dirancang untuk mendeteksi tekstur tak rata dari jalan seperti ada halangan atau lubang. Saat sensor dengan jenis SRF04 itu mengukur jarak suatu obyek, secara otomatis mikrokontroler juga mengaktifkan buzzer alarm penanda yang memperingatkan pengguna tongkat bila di depan terdapat halangan maupun lubang jalan.

Bentuk alat ini mirip tongkat yang biasa dipakai orang tua dengan pegangan yang menjorok ke belakang. Di bagian tengahnya ada dua kotak untuk pemancar gelombang dan pengolah informasi hasil deteksi bentuk fisik jalan.

Selain itu, ada alat penyebar gelombang berupa batang sambungan yang menjorok ke depan di bagian bawah dekat ujung pangkal tongkat. Tongkat ini di bagian bawahnya memiliki roda seukuran bola tenis. "Jadi cara pemakaiannya, dengan mendorong laju rodo ke depan," ujar dia.

Bintar mengatakan tongkat ultrasonic yang menghabiskan dana, Rp.1,5 juta ini mampu memberikan peringatan kepada pengguna ketika menemukan obyek yang berada pada jarak 1 sampai dengan 120 cm. Alat ini juga bisa mendeteksi keberadaan benda pada ketinggian berjarak 20 hingga 90 cm dari ujung pemancar gelombang di tongkat itu.

Bintar mengatakan sedang berupaya menyempurnakan alatnya itu saat ini. Misalnya, ia berencana memodifikasi alat ini agar bisa efektif di jalan dengan permukaan tanah yang tidak rata dengan memperbesar roda di kaki tongkat. "Peringatan tentang adanya halangan atau jalan berlubang juga akan saya lengkapi dengan suara kata-kata agar pengguna lebih mudah menangkap tanda," ujar Bintar.

Humas Fakutas Teknik UNY, Aryo Aji, mengatakan karya Bintar ini diciptakan dalam rangka tugas akhirnya. "Dalam waktu dekat ini dia akan segera ujian tugas akhir," kata Aryo.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terpopuler lainnya:
Inilah Pejabat yang Mengalahkan Jokowi
Ini Jejak Anas di Hambalang
Laskar Pelangi Jadi Buku Best Seller Internasional

Perkenalan Eggy Sudjana Jadi Cagub Jatim Gagal
Jokowi : Kecepatan Saya Baru 60 Persen

Cemburu, Siswa SMP Bunuh Temannya

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya