TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan NASA percaya satu bulan Jupiter sangat mungkin ditempati oleh makhluk hidup di alam semesta di luar Bumi. Europa, bulan terdekat keenam planet Jupiter, jauh lebih mungkin menjadi layak huni dibandingkan durun Mars yang selama ini menjadi fokus eksplorasi.
Laut, rak es tipis dan adanya oksidan di Europa membuatnya jauh lebih mungkin menjadi rumah bagi bentuk kehidupan. NASA telah merevisi rencana eksplorasi Europa dengan cara yang lebih murah untuk menyelesaikan misinya.
Robert Pappalardo, ilmuwan planet di NASA Jet Propulation Laboratory (JPL) di Pasadena, California mengatakan bahwa Europa paling menjanjikan dari segi habitability. "Ini adalah tempat yang harus dieksplorasi dengan konsep biaya terjangkau," kata Pappalardo.
Misi ini mengikuti keberhasilan Cassini yang mengeksplorasi Titan, bulan dari Saturnus. NASA akan mengirim pesawat antariksa ke orbit Jupiter dan melakukan sejumlah pemindaian dari udara dekat Europa.
Papparlardo mengatakan bahwa mengeksplorasi Europa menggunakan metode flyby akan memungkinkan para ilmuwan dapat mengeksplorasi bulan secara keseluruhan. Clipper bisa diluncurkan pada tahun 2021 dan akan mengambil tiga sampai 6 tahun untuk mencapai Europa. Tetapi NASA mengumumkan akhir tahun lalu bahwa saat ini tidak ada dana untuk misi ini.
Europa pertama kali diperiksa oleh misi Voyager pada tahun 1979 dan oleh misi Galileo pada 1990-an. Selain Europa, para ilmuwan percaya bahwa Encelade, bulan milik Saturnus juga bisa dihuni.
DAILY MAIL | ISMI WAHID
Berita terkait
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa
43 hari lalu
Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.
Baca SelengkapnyaRaih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda
27 November 2023
Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaMembuka Jalan untuk Gibran
26 September 2023
Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.
Baca SelengkapnyaKepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan
21 September 2023
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.
Baca SelengkapnyaMisi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?
27 April 2023
Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaSejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia
17 Januari 2023
Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.
Baca SelengkapnyaAS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa
9 Desember 2022
China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko
Baca SelengkapnyaBRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti
30 November 2022
Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.
Baca SelengkapnyaPeristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15
3 Agustus 2022
Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus.
Baca Selengkapnya