Pestisida Pengaruhi Kemampuan Lebah Berburu Nektar  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 20 Februari 2013 04:15 WIB

Ilustrasi lebah. Sxc.hu
TEMPO.CO , Jakarta: Seekor lebah madu dapat mengunjungi ratusan bahkan ribuan bunga dalam sehari untuk mencari nektar dan serbuk sari. Kemudian, mereka harus menemukan jalan kembali ke sarangnya dalam jarak sekitar 8 kilometer. Bahkan mereka melakukan tarian kibasan untuk memberitahu lebah lain di mana letak bunga-bunga.



Sebuah studi baru menunjukkan bahwa kombinasi pestisida tertentu dalam jangka panjang mungkin mengganggu kemampuan lebah untuk berburu serbuk sari.



"Setiap penurunan kemampuan mereka untuk melakukan hal ini dapat memiliki efek yang kuat pada kelangsungan hidup mereka," kata Geraldine Wright, neuroscientist di Universitas Newcastle, Inggris dan sekaligus penulis studi dalam Journal of Experimental Biology.



Studi yang dilakukan Wright menunjukkan bahwa kemampuan lebah madu untuk berkembang sedang terancam. Para ilmuwan masih meneliti bagaimana pestisida dapat berkontribusi terhadap gangguan koloni (colony collapse disorder/CCD).



Lebah tergantung pada apa yang disebut dengan memori aroma untuk menemukan bunga yang penuh dengan nektar dan serbuk sari. Kemampuan mereka untuk cepat belajar, mengingat, dan berkomunikasi satu sama lain telah membuat mereka menjadi pemburu yang sangat efisien. Lebah-lebah ini menggunakan tarian kibasan untuk memberi tahu lebah lainnya tentang sumber makanan.



Penelitian sebelumnya menunjukkan beberapa jenis pestisida dapat mempengaruhi memori dan kemampuan belajar lebah. Tim Wright ingin menyelidiki apakah kombinasi pestisida yang berbeda memiliki efek lebih besar pada pembelajaran dan memori lebah madu.



"Lebah madu belajar mengasosiasikan warna bunga dan aroma dengan kualitas makanan," ujar Wright. Sementara, pestisida ini mempengaruhi neuron yang terlibat pada perilaku lebah sehingga mereka cenderung sulit berkomunikasi dengan anggota lain dari koloni itu.



Percobaan menggunakan prosedur klasik, yaitu lebah menjulurkan lidahnya dalam menanggapi bau dan makanan. Lebah dikumpulkan dari pintu masuk koloni, ditempatkan dalam botol kaca dan kemudian dipindahkan ke dalam kotak roti plastik. Selama 3 hari, lebah diberi makan larutan sukrosa dicampur dengan dosis subletal pestisida. Tim kemudian mengukur memori jangka pendek dan jangka panjang pada interval 10 menit dan 24 jam pada masing-masing lebah itu.



Studi ini menunjukkan bahwa ketika pestisida digabungkan, dampak pada lebah jauh lebih buruk daripada hanya paparan satu jenis pestisida saja. "Ini sangat penting karena salah satu pestisida yang kami gunakan, yaitu coumaphos adalah obat yang digunakan untuk mengobati tungau Varroa yang menyerang koloni lebah madu di seluruh dunia," kata Wright.



Selain membunuh tungau, pestisida mungkin juga membuat lebah madu lebih rentan terhadap keracunan dan efek dari pestisida lainnya.



NATIONAL GEOGRAPHIC | ISMI WAHID

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya