Mengapa Ada Orang Rentan Terserang Flu?

Reporter

Editor

Grace gandhi

Jumat, 22 Februari 2013 05:10 WIB

Dailymail.co.uk

TEMPO.CO , Jakarta: Peneliti di Carnegie Mellon University di Pittsburgh mengidentifikasi sebuah penanda biologis dalam sistem imun yang dapat memprediksi kemampuan seseorang melawan flu. Biomaker ini mulai teridentifikasi pada usia 22 tahun.

Penelitian yang dipimpin oleh peneliti Sheldon Cohen dan dipublikasikan di Journal of the American Medical Association (JAMA) mengungkapkan bahwa panjang telomere--protein kompleks yang mirip tutup pelindung di ujung kromosom--memprediksi resistansi terhadap saluran pernapasan atas pada orang dewasa dan paruh baya.

Panjang telomere adalah biomarker penuaan karena telomere memendek bersamaan dengan peningkatan usia. Ketika telomere sel memendek, telomere akan kehilangan kemampuannya untuk berfungsi secara normal dan akhirnya mati.

Telomere yang pendek dikaitkan dengan awal serangan penyakit penuaan, seperti penyakit jantung dan kanker, serta kematian pada orang paruh baya. Hingga kini, tak diketahui apakah panjang telomere berperan dalam kesehatan orang dewasa hingga paruh baya.

“Riset kami menunjukkan bahwa panjang telomere adalah penanda yang relatif konsisten di seluruh rentang kehidupan dan mulai dapat digunakan untuk memprediksi kerentanan penyakit di masa dewasa,” kata Cohen, dosen psikologi di Dietrich College of Humanities and Social Sciences.

Dia menambahkan, “Kami tahu bahwa orang berusia akhir 50-an atau lebih tua yang mempunyai telomere lebih pendek berisiko besar menderita penyakit dan kematian. Kami juga tahu bahwa selain penuaan, ada faktor lain seperti stres kronis dan perilaku kesehatan yang buruk, diasosiasikan dengan telomere lebih pendek pada orang tua.”

Cohen dan timnya mengukur panjang telomere sel darah putih dari 152 relawan bertubuh sehat berusia 18-55. Peneliti mengekspose kelompok tersebut dengan rhinovirus, penyebab penyakit flu, dan mengkarantina mereka selama lima hari untuk melihat apakah para relawan itu terinfeksi.

Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan dengan telomere lebih pendek lebih rentan terinfeksi virus flu. Kendati tak ada hubungan antara panjang telomere dan infeksi di kalangan partisipan muda (usia 18-21), dimulai pada usia 22, panjang telomere mulai dapat memprediksi apakah individu itu akan terinfeksi.

Ketika usia partisipan bertambah, panjang telomere menjadi alat peramal yang lebih kuat. Bahkan panjang telomere tipe sel darah putih tertentu, sel T cytolitic CD8CD28, adalah alat prediksi terhadap infeksi dan gejala flu yang lebih unggul dibanding tipe sel darah putih lain. Telomere yang ditemukan pada sel CD8CD28 memendek lebih cepat daripada yang ditemukan pada sel lain.

SCIENCEDAILY | CARNEGIE MELLON UNIVERSITY | TJANDRA



Terpopuler:
Jika Partikel Higgs Terbukti, Semesta Akan Lenyap

Aplikasi Twitter Ini Khusus Orang Mati

ThinkPad T430u, Ultrabook Berspesifikasi Militer

Ilmuwan Temukan Eksoplanet Terkecil

Sumur Air Panas Terdalam Ada di Karibia

India Luncurkan Misi ke Planet Mars

Jejak Samsung di Ranah Ponsel

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya