TEMPO.CO, London - Seorang arkeolog mengklaim telah menemukan tulang adik tiri Cleopatra yang tewas karena dibunuh. Kini mereka menaruh harapan pada teknik forensik baru untuk mengidentifikasinya.
Tulang Putri Arsinoe IV, yang dibunuh lebih dari 2.000 tahun yang lalu atas perintah Ratu Mesir Cleopatra, ditemukan di sebuah makam di Efesus, sebuah kota besar dan penting Yunani kuno di pantai Asia Kecil. Kini kota itu masuk dalam wilayah Turki barat. Temuan ini adalah peninggalan pertama dinasti Ptolemaic yang siap untuk diidentifikasi.
Putri Arsinoe adalah adik Cleopatra. Beberapa orang menyebutnya adik tiri. Keduanya diyakini berayah sama, Auletes Ptolemy XII, tetapi apakah mereka berasal dari ibu yang sama atau berbeda, tak pernah jelas.
Sebuah perebutan kekuasaan antara Cleopatra dan adiknya, Ptolemeus XIII, memisahkan dua bersaudara itu. Dalam perebutan kekuasaan tersebut, si penggoda legendaris itu meminta bantuan Julius Caesar. LiveScience melaporkan, Cleopatra melihat adiknya bergabung dengan tentara Mesir untuk melawan legiun Roma.
Setelah kemenangan Cleopatra dengan bantuan Roma, Arsinoe menjadi tawanan dan diizinkan untuk tinggal di pengasingan di Efesus. Namun, diyakini, Ratu Mesir itu selalu melihat adiknya sebagai ancaman.
Setelah pembunuhan Caesar, dia membujuk kekasih barunya, Marc Antony, untuk membunuh Arsinoe pada tahun 41 Sebelum Masehi.
Dua ribu tahun kemudian, pada tahun 1904, arkeolog melakukan penggalian di Efesus dan menemukan struktur hancur yang mereka juluki Octagon karena bentuknya yang tidak biasa. Penggalian lebih lanjut pada tahun 1926 mengungkapkan ruang makam dalam Octagon, yang di dalamnya ditemukan tulang seorang wanita yang usianya ditaksir sekitar 20 tahun.
Dr Hilke Thuer, yang ahli dalam arsitektur kuno, mengatakan kepada Sunday Times, ketika ia terlibat dalam misi Octagon, tidak diketahui kerangka siapa yang mereka temukan. "Kemudian saya menemukan beberapa penulis kuno mengatakan bahwa pada 41 tahun SM, Arsinoe IV--adik tiri Cleopatra--dibunuh di Efesus oleh kekasih Romawi Cleopatra, Marc Antony," ujarnya.
Thuer mengatakan, hasil pemeriksaan forensik dan fakta dari rekonstruksi wajah menunjukkan bahwa Arsinoe memiliki ibu berdarah Afrika. "Itu adalah sensasi yang nyata," katanya.
Dia menyayangkan banyak bagian tulang yang tercerai-berai dipegang banyak orang. "Saya tidak tahu apakah ada kemungkinan untuk melakukan lebih dari pengujian DNA. Forensik bukan bidang saya," ucap Thuer. "Salah seorang rekan saya di proyek mengatakan kepada saya dua tahun yang lalu bahwa saat ini ada metode lain yang dapat benar-benar menentukan secara lebih akurat. Tapi dia berpikir mungkin ada metode baru yang berkembang. Ada harapan."
MAIL ONLINE | TRIP B
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya