Peneliti: Perdagangan Cula Dilegalkan, Badak Selamat

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 2 Maret 2013 05:13 WIB

Seekor badak bercula satu beraktivitas di kawasan Taman Nasional Kaziranga, Assam, India. Badak bercula satu India banyak diburu dan dibantai untuk diambil culanya yang kemudian diekspor ke Cina untuk diolah menjadi obat. AP Photo/Anupam Nath

TEMPO.CO, Queensland - Sekelompok peneliti lingkungan mengatakan bahwa legalisasi perdagangan cula badak sudah waktunya diperlukan untuk menyelamatkan hewan ini. Mereka menulis laporan di jurnal Science yang berpendapat bahwa larangan global telah gagal membendung permintaan internasional yang tak pernah puas.

Para penulis mengatakan bahwa pasar dapat dipenuhi oleh pihak-pihak yang mencukur tanduk dari badak hidup. Saat ini di Afrika Selatan, rata-rata dua badak terbunuh setiap hari akibat perburuan ilegal. "Perburuan sekarang di luar kendali," ujar penulis utama penelitian Dr Duan Biggs dari Universitas Queensland.

Pada dasarnya, apa yang sedang dibuat saat ini adalah perang semu dengan orang-orang. Beberapa di antaranya adalah masyarakat lokal yang terlibat dalam perburuan. "Situasi saat ini gagal, semakin lama kita menunggu untuk dimasukkannya perdagangan legal untuk badak, semakin kita kalah," kata Dr Biggs.

Saat ini diperkirakan sekitar 20 ribu badak putih tertinggal dengan mayoritas di Afrika Selatan dan Namibia. Juga 5.000 ekor badak hitam diperkirakan masih hidup, tetapi badak hitam barat telah dinyatakan punah pada 2011 lalu.

Perdagangan cula badak dilarang di bawah Konvensi perdagangan internasional spesies langka. Delegasi dari 178 negara akan bertemu di Bangkok pekan depan untuk memperbarui perjanjian berusia 40 tahun itu.

Namun, menurut laporan jurnal Science, larangan tersebut sebenarnya dapat meningkatkan perburuan ilegal oleh sedikitnya pasokan cula badak dan menaikkan harga. Pada tahun 1993, 1 kilogram cula dijual seharga US$ 4.700. Tahun 2012 dijual dengan harga US$ 65 ribu.

Upaya untuk membatasi perdagangan dengan membujuk konsumen obat Cina dengan penjelasan bahwa cula tak memiliki efek terapi, juga gagal. Dalam laporan mereka, para peneliti berpendapat bahwa dengan memotong cula badak secara manusiawi, bahan tersebut cukup bisa memenuhi permintaan global. Cula badak tumbuh sekitar 0,9 kg tiap tahun. Para ilmuwan mengatakan bahwa risiko yang dialami badak akibat pemanenan cula akan minimal.

Para peneliti menganjurkan mendirikan sebuah organisasi penjualan sentral yang bisa mendeteksi DNA dari serutan sidik jari sehingga bisa mengendalikan pasar. Tetapi langkah ini banyak menuai kritik bagi aktivis satwa liar. "Kami tidak mendukung gagasan perdagangan yang disahkan seperti ini. Karena kami hanya berpikir itu tidak akan dilakukan," kata Dr Colman O'Criodain, analis kebijakan perdagangan satwa liar. Menurutnya, perdagangan yang dilegalkan seperti ini justru bisa membuatnya lebih buruk.

Namun, Dr Biggs dan rekan menunjukkan pengalaman pada buaya sebagai contoh. Bagaimana rezim perdagangan dilegalkan untuk kepentingan spesies yang terancam itu. "Telah ada perdagangan resmi yang sangat sukses untuk beberapa waktu," katanya. Ia memiliki bukti kuat bahwa cara ini bekerja. Contoh buaya ini menunjukkan cara tersebut dapat bekerja di negara-negara berpenghasilan rendah dan yang tidak memiliki struktur tata kelola yang kuat.

Para ilmuwan mengatakan bahwa mereka tidak menyukai gagasan perdagangan yang dilegalkan. Mereka juga berpendapat bahwa sumber daya konservasi sedang diambil dari tindakan lain dan sedang diarahkan ke antiperburuan.

BBC | ISMI WAHID

Berita terpopuler lainnya:
Bisnis Mahdiana, Istri Kedua Djoko Susilo
KPK: Silahkan Lapor Data Ibas

Nikah Kedua, KUA Mencatat Djoko Susilo 'Single'

Ferguson Ingin Jadi Direktur Manchester United

Bradley Manning Beber Pembocoran Rahasia Wikileaks

Demokrat Akan Gelar KLB Sebelum April

Berita terkait

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

17 Januari 2024

Mengenal Dingiso, Kanguru Mirip Beruang yang Dianggap Sakral di Papua

Di Papua ada kanguru yang bentuknya mirip beruang. Alih-alih suka melompat seperti kanguru darat, dingiso lebih banyak habiskan waktu di pohon.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

17 Januari 2024

10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Tidak semua kanguru suka melompat. Di Papua ada kanguru pandai memanjat yang hidup di pohon.

Baca Selengkapnya

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

1 November 2023

Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.

Baca Selengkapnya

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

16 Februari 2023

Akibat Dua Singa Berkelahi, Taman Safari Indonesia Prigen Jadi Kondang

Dua ekor singa berkelahi hingga menabrak sebuah mobil Yaris merah di Taman Safari Indonesia Prigen, Jawa Timur menjadi sorotan belum lama ini.

Baca Selengkapnya

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

20 Januari 2023

Anoa Telah Ditemukan Kembali di Hutan Sulawesi, Warga Diminta Menjaga

Taman Hutan Raya Sinjai pastikan keberadaan anoa setelah menghilang 20 tahun lewat kamera intai. Perlu studi lanjutan untuk hitung populasi.

Baca Selengkapnya

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

9 Januari 2023

Jurong Bird Park di Singapura Ditutup Setelah 52 Tahun Beroperasi, 3.500 Burung Langka Direlokasi

Jurong Bird Park yang dikelola Mandai Wildlife Reserve merupakan taman burung terbesar di Asia dan melindungi banyak satwa langka.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

25 Januari 2022

BBKSDA Sita Sejumlah Satwa Langka dari Rumah Bupati Langkat

BBKSDA mendapatkan informasi kepemilikan satwa langka oleh Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana dari KPK usai mengeledah rumah yang bersangkutan

Baca Selengkapnya

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

1 September 2021

KSDA Agam Terima Kura-kura Kaki Gajah Langka

Resor KSDA Agam akan segera melepaskan kembali kura-kura kaki gajah langka itu ke habitatnya.

Baca Selengkapnya

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

1 Juli 2021

Singa Jantan yang Viral di TikTok Diselamatkan Otoritas Kamboja

Petugas Kamboja menggerebek rumah di Phnom Penh untuk menyelamatkan seekor singa berusia 18 bulan yang telah dicabut taring dan cakarnya.

Baca Selengkapnya

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

12 Juni 2021

Populasi Elang Jawa di Taman Burung TMII Bertambah, Satu Telur Menetas

Setelah 7 Tahun, Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akhirnya berhasil menetaskan telur elang Jawa.

Baca Selengkapnya