Alien Tinggal di Dua Planet Ini

Reporter

Rabu, 17 April 2013 19:41 WIB

Jasad 'Alien' Ditemukan

TEMPO.CO, Yorkshire - "Alien" diduga kuat tinggal di bulan Yupiter dan Saturnus. Demikian pernyataan para ilmuwan Badan Antariksa Eropa yang akan menyelidiki kemungkinan adanya kehidupan lain di satelit kedua planet tersebut.


Lewat misi Jupiter Icy moons Explorer (JUICE), penjelajahan pertama dipusatkan ke tiga satelit Yupiter yang sedingin es. Profesor Michelle Docherty, peneliti utama bidang megnetometer dari Imperial College, akan memimpin misi yang ambisius tersebut.

"Kami ingin meneliti apakah bulan Yupiter menyediakan lingkungan yang dibutuhkan untuk mendukung adanya kehidupan," ujar Profesor Docherty, Rabu, 17 April 2013.

Misi JUICE, yang diluncurkan 2022 dan perkirakan mencapai Yupiter delapan tahun kemudian, akan mencari cairan, panas, dan senyawa organik di satelit planet terbesar di galaksi Bima Sakti.

Sementara itu, Pusat Astrobiologi Inggris justru memusatkan perhatian di Bumi. Mereka membangun sebuah laboratorium di bawah kota Yokrshire pada kedalaman satu kilometer untuk meneliti bagaimana kehidupan bertahan di bawah tanah.

"Kami mencari indikator yang mungkin bisa dijumpai di planet lain," kata Profesor Charles Cockrell, yang memimpin Pusat Astrobiologi Inggris, seperti dikutip The Telegraph.

Penelitian berangkat dari temuan Curiosity di Mars. Wahana milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) itu menemukan bukti kehidupan "bersembunyi" di bawah permukaan tanah Mars karena kondisi lingkungan yang keras di permukaan.

Profesor Cockrell menegaskan pencarian kehidupan di planet lain sejauh ini belum mengkonfirmasi keberadaan mikroorganisme--bentuk kehidupan awal yang sederhana. "Kami ingin mengetahui apakah Bumi menjadi satu-satunya tempat bermukimnya kehidupan," ujarnya.

Penelitian Pusat Astrobiologi Inggris sontak memicu perdebatan di kalangan ilmuwan terkemuka, yang percaya pencarian kehidupan lain harus diperluas ke satelit Yupiter dan Saturnus, jangan hanya berfokus pada Mars.

Salah seorang yang percaya "alien" berada di Yupiter dan Saturnus adalah ilmuwan senior Ilmu Tata Surya NASA, Robert Pappalardo. Ia mengkritik NASA yang lebih memilih Mars dan menunda misi eksplorasi es bulan Yupiter--dikenal sebagai Misi Europa. "Tata surya ini sangat luas dengan seluruh potensi kehidupan di dalamnya," kata dia.

Proyek terbaru NASA untuk mengidentifikasi, menangkap, dan memindahkan asteroid juga dikritik keras karena bakal menelan US$ 100 juta. Menurut Pappalardo, duit yang dianggarkan tahun 2014 itu seharusnya bisa digunakan untuk menjelajahi ruang angkasa yang jauh lebih luas.

TELEGRAPH | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

2 hari lalu

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

Industri ruang angkasa atau antariksa kembali menunjukkan diadakannya Space Tech Expo USA 2024 di Long Beach Convention Center, California

Baca Selengkapnya

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

17 Maret 2024

Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Membuka Jalan untuk Gibran

26 September 2023

Membuka Jalan untuk Gibran

Peluang Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden menguat.

Baca Selengkapnya

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

21 September 2023

Kepala BRIN: Teknologi Antariksa Akan Menjadi Kunci Masa Depan

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan teknologi keantariksaan sendiri telah dimanfaatkan dalam berbagai sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

27 April 2023

Misi Explorer 11 Diluncurkan NASA pada 27 April 1961, Apa Itu?

Misi Explorer 11 NASA bertujuan mempelajari sinar gamma di luar angkasa.

Baca Selengkapnya

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

17 Januari 2023

Sejarah Tragedi Meledaknya Pesawat Ulang-alik Columbia

Pada 1 Februari 2003, pesawat ulang-alik Columbia meledak saat memasuki atmosfer di atas Texas dan menewaskan ketujuh awak di dalamnya.

Baca Selengkapnya

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

9 Desember 2022

AS: China Ancaman Utama dalam Pertahanan Luar Angkasa

China sedang membangun kemampuan yang menempatkan sebagian besar aset luar angkasa Amerika Serikat dalam risiko

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

30 November 2022

BRIN Berikan Penghargaan Nurtanio kepada Pakar Pengindraan Orbita Roswitiarti

Orbita merupakan peneliti ahli utama di bidang kepakaran, teknologi, dan aplikasi pengindraan jauh pada Pusat Riset Pengindraan Jauh BRIN.

Baca Selengkapnya