TEMPO.CO, Tokyo - Misteri mengapa bayi dengan mudah ditenangkan saat berada dalam gendongan diurai oleh ilmuwan Jepang. Penelitian terbaru tidak hanya menegaskan bahwa bayi menjadi sangat rileks ketika mereka digendong, tetapi juga proses fisiologis di dalamnya.
Mereka mengatakan bahwa ketika bayi diangkat dan didekap, detak jantung mereka melambat dan mereka secara otomatis menjadi sangat rileks. Namun, ini tidak terjadi ketika mereka hanya dipegang saja, demikian studi ini menjelaskan.
Para ilmuwan dari RIKEN Brain Science Institute mengatakan studi mereka adalah yang pertama untuk menunjukkan respons bayi saat digendong sebagai seperangkat rangkaian terkoordinasi antara saraf, motorik, dan regulasi jantung.
Dalam percobaan yang melibatkan mesin EKG, yang mengukur aktivitas listrik jantung, mereka menemukan bahwa detak jantung bayi melambat segera setelah mereka diambil untuk digendong. Menggunakan sistem EKG yang sangat kecil, mereka juga mampu mengamati fenomena yang sama pada tikus.
Baik bayi manusia maupun bayi tikus berangsur tenang dan berhenti gelisah setelah mereka digendong. Pada tikus, mereka berhenti memancarkan teriakan ultrasonik. Tikus juga secara refleks mengadopsi postur kompak saat digendong, dengan kaki tertekuk, terlihat juga pada mamalia lain seperti kucing dan singa.
"Ini respon bayi mengurangi beban induk membawa mereka, dan bermanfaat baik bagi induk dan bayi," jelas salah satu penulis studi, Dr Kumi Kuroda.
Para peneliti menambahkan bahwa temuan mereka memiliki implikasi penting bagi orangtua dan bahkan bisa berkontribusi untuk mencegah kekerasan terhadap anak.
MAIL ONLINE | TRIP B
Topik terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Harta Djoko Susilo
Berita lainnya:
Gaya Mini di Ajang MTV Movie Award 2013 Tak Apa Minum Sedikit Alkohol Selama Hamil
Gagal UN 2013, Tak Perlu Kecil Hati
Stres Bisa Meningkatkan Memori Otak
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya