Kekaisaran Romawi Hancur karena Wabah Pes?

Reporter

Editor

S Tri P Bud

Senin, 13 Mei 2013 09:26 WIB

Seorang bocah dengan berpakain layaknya tentara pada jaman Romawi kuno saat merayakan ulang tahun kota Roma ke-2766 di Roma, Italia. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Berlin - Wabah pes mungkin berperan dalam runtuhnya Kekaisaran Romawi, penelitian terbaru mengungkapkan. Jika benar, maka itulah perang dengan senjata biologis pertama dalam sejarah, setelah Bangsa Mongol diduga dengan mengaja menyebarkan wabah itu.

Bakteri yang menyebabkan wabah itu, Yersinia pestis, telah dikaitkan dengan setidaknya dua dari pandemi yang paling dahsyat dalam sejarah. Pertama, Great Plague, yang berlangsung dari abad ke-14 hingga ke-17, termasuk epidemi terkenal yang dikenal sebagai Black Death, yang mungkin telah membunuh hampir dua-pertiga penduduk Eropa pada pertengahan 1300-an. Yang kedua adalah Modern Plague, yang melanda seluruh dunia di abad ke-19 dan ke-20, dimulai di Cina pada pertengahan 1800-an dan menyebar ke Afrika, Amerika, Australia, Eropa dan bagian lain di Asia.

Meskipun studi masa lalu menegaskan kuman ini dikaitkan dengan kedua bencana tersebut, banyak kontroversi yang menyertainya. Termasuk di dalamnya, adalah pertanyaan apakah pes juga menyebabkan Wabah Justinianic dari abad keenam sampai abad ke delapan. Pandemi ini, dinamai berdasar nama kaisar Bizantium Justinian I, menewaskan lebih dari 100 juta orang. Beberapa sejarawan menyebut, wabah ini memberikan kontribusi terhadap jatuhnya Kekaisaran Romawi.

Untuk membantu memecahkan misteri ini, ilmuwan menyelidiki DNA purba dari gigi dari 19 kerangka abad keenam dari kuburan berbeda abad pertengahan di Bavaria, Jerman. Mereka diduga meninggal karena Wabah Justinianic. Jejak bakteri Y. pestis ditemukan pada semua kerangka itu.

"Selalu sangat menarik ketika kita dapat mengetahui penyebab sebenarnya dari wabah pes di masa lalu," kata peneliti Barbara Bramanti, seorang ahli arkeogenetik di Universitas Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman.

"Setelah waktu yang lama, hampir 1.500 tahun, kita berhasil mendeteksi penyebab wabah dengan metode molekuler modern," kata peneliti Holger Scholz, seorang ahli mikrobiologi molekuler di Bundeswehr Institute of Microbiology di Munich, Jerman.

Para peneliti mengatakan temuan ini mengkonfirmasi bahwa Wabah Justinianic melintasi Alpen, membunuh orang di tempat yang sekarang masuk wilayah Bavaria. "Analisis DNA menunjukkan bahwa wabah ini terjadi pertama kali berasal dari Asia, meskipun catatan sejarah mengatakan bahwa wabah itu tiba pertama kali di Afrika sebelum menyebar ke cekungan Mediterania dan Eropa," kata Bramanti.

Kini pes telah menyebar ke seluruh dunia, bercokol di banyak daerah pedesaan. Organisasi Kesehatan Dunia masih melaporkan ribuan kasus wabah setiap tahun. Namun, beda dengan berabad lampau, dokter sekarang dapat mengobatinya dengan mudah menggunakan antibiotik modern.

Para peneliti sekarang berharap untuk merekonstruksi urutan seluruh genom dari strain wabah dalam gigi kuno. "Langkah ini diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penyakit ini," kata Scholz.

LIVE SCIENCE | TRIP B


Topik Terhangat:
Teroris
| E-KTP |Vitalia Sesha| Ahmad Fathanah| Perbudakan Buruh


Berita Lainnya:
Pengamat Hukum: PKS Tidak Salah
Kisah Buruh Panci yang Kabur dan Ditangkap Tentara
Angkringan Tak Sehat Sumber Penularan Hepatitis A
Ratusan Penumpang Citilink Mengamuk di Adisutjipto
Polisi Takut Tangkap Anggota TNI Beking Bos Panci
Ahmad Fathanah Minta Sefti Tak Meninggalkannya
Perumahan Petinggi PKS di Condet Tertutup Rapat



Advertising
Advertising

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya