TEMPO.CO, Cianjur - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana akan membentuk tim penelitian Situs Megalitikum Gunung Padang di Desa Karyamukti Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang akan dinamakan Tim Nasional. Hal tersebut bertujuan untuk melanjutkan penelitian dan ekskavasi terhadap situs tersebut.
Ketua Tim Arkeologi Tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang, Ali Akbar mengatakan, pemerintah melalui Kemendikbud akan membentuk tim penelitian yang terdiri dari ahli-ahli berbagai latar belakang disiplin ilmu. Hal itu atas gagasan pada pertemuan antarahli dan peneliti di Kantor Kemendikbud, Jumat 10 Mei 2013 lalu.
"Berdasarkan Undang-Undang (UU) pemerintah berkewajiban melakukan penelitian. Maka, penelitian Situs Gunung Padang tidak mungkin dihentikan," ujar Ali di Cianjur, Senin 13 Mei 2013.
Dalam UU tersebut, lanjut dia, disebutkan bahwa setiap orang berhak melakukan penelitian untuk memberikan pengetahuan. Untuk itu, Kemendikbud dipastikan akan melanjutkan ekskavasi terhadap Situs Gunung Padang itu. "Pada penelitian ini, sejumlah anggota Tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang pun diikutsertakan dalam tim nasional tersebut," kata dia.
Ali menyebutkan, untuk mengungkap misteri situs ini, tidak dilakukan sendiri-sendiri. Tetapi, penelitian ini juga melibatkan tim dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar), Pemerintahan Kabupaten Cianjur serta warga yang memiliki kepedulian terhadap Situs Gunung Padang. "Setelah semua tim melakukan penelitian, mereka wajib berkoordinasi langsung dengan Tim Nasional dan menjelaskan hasil dari penelitian tersebut," ujarnya.
Untuk jadwal penelitian dan ekskavasi ini, Ali belum belum bisa menyebutkannya. Namun, ekskavasi di sekitar Situs Gunung Padang ini mendesak dilakukan. Hal ini bertujuan untuk melindungi dan melestarikan situs megalit tersebut. "Zona inti Gunung Padang dipastikan tidak sebatas puncak Gunung Padang saja yang memiliki luas sekitar tiga ribu sampai sembilan ribu meter persegi. Tapi zona inti ini bisa mencapai 10 atau 15 hektare," jelas Ali.
Lebih lanjut Ali, satu bukti zona inti ini mencapai 10 hingga 15 hektar, ditemukan tiga sumur buatan yang menyerupai Sumur Kahuripan yang terdapat di pintu utama Situs Gunung Padang saat ini. "Hal itu sudah kita pastikan melalui beberapa temuan ekskavasi yang dilakukan Tim Terpadu Penelitian Mandiri," bebernya.
Selain itu, terangnya, ketiga sumur itu berjarak sekitar 200 meter dari Situs Gunung Padang. Dan jarak sumur dari situs tersebut sekaligus membuktikan jika luas Gunung Padang lebih dari 9 ribu meter persegi, dan diperkirakan ada pintu masuk lainnya selain pintu utama di bagian utara. "Nanti Tim Nasional akan menetapkan zona inti Situs Gunung Padang sekaligus membuat master plan," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Lokatmala Institute Eko Wiwid menuturkan, jika Kemendikbud akan melanjutkan penelitian dan ekskavasi, pihaknya menyambut dengan baik. Asalkan, tim peneliti menolak bantuan tangan Asing, dan bisa memberdayakan warga sekitar yang memang peduli terhadap Situs Gunung Padang. "Ekskavasi silakan dilanjutkan, yang penting tolak bantuan asing, baik itu masalah pendanaan atau hal-hal lainnya yang ingin dilibatkan," tandas Eko.
DEDEN ABDUL AZIZ
Topik Terhangat:
Teroris| E-KTP |Vitalia Sesha| Ahmad Fathanah| Perbudakan Buruh
Berita Lainnya:
Pengamat Hukum: PKS Tidak Salah
Kisah Buruh Panci yang Kabur dan Ditangkap Tentara
Angkringan Tak Sehat Sumber Penularan Hepatitis A
Ratusan Penumpang Citilink Mengamuk di Adisutjipto
Polisi Takut Tangkap Anggota TNI Beking Bos Panci
Ahmad Fathanah Minta Sefti Tak Meninggalkannya
Perumahan Petinggi PKS di Condet Tertutup Rapat