Cara Jitu Mahir Matematika

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Jumat, 17 Mei 2013 15:06 WIB

Anak yang sedang belajar (ilustrasi)

TEMPO.CO, London - Merangsang otak dengan arus listrik yang sangat kecil melalui dahi bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan mengingat matematika dasar, demikian hasil eksperimen sebuah lembaga penelitian di Inggris.


Penelitian yang diterbitkan secara online oleh jurnal Current Biology pada Kamis, 16 Mei 2013, bisa membantu mereka yang kemampuan hitung aritmatikanya lemah. Akan tetapi, peneltian masih dalam skala kecil dan belum menguji dampak jangka panjangnya.


Penelitian ini menguji sesuatu yang disebut transkranial stimulasi suara acak, sebuah teknik mengirimkan arus kecil ke otak. Arus yang dihasilkan oleh perangkat elektronik kecil dialirkan melalui dua elektroda yang ditempelkan pada pada bagian pelipis. Listrik tampaknya mempengaruhi neuron otak, yang menggunakan sinyal listrik untuk saling berhubungan.


Beberapa studi menunjukkan bahwa 1 dari 5 orang memiliki kesulitan belajar matematika dasar. Akan tetapi, kebanyakan orang tua yang menginginkan anak-anaknya mahir matematika tidak menginginkan adanya risiko listrik pada anaknya. "Jangan coba ini di rumah!" kata Jackie Thompson, seorang psikolog di University of Oxford, Inggris.


Thompson mengatakan stimulasi listrik kadang-kadang ditunjukkan untuk meningkatkan keterampilan kognitif dasar namun ia dan rekan-rekannya berpikir bahwa stimulasi listrik sangat sedikit bisa membantu.

Untuk mengetahui apakah itu bisa membantu dengan fungsi otak yang lebih kompleks, tim peneliti mencoba membuktikannya. Mereka mengumpulkan 25 mahasiswa dan meminta mereka untuk menghafal serangkaian persamaan matematika. Sebagai contoh, 4 # 12 = 17. Contoh ini untuk menguji kemampuan mereka menghafal sejumlah angka yang belum pernah mereka lihat sebelumnya.

Semua siswa dipasangkan dua elektroda yang menempel di dahi mereka, tetapi hanya setengah yang menerima sinyal listrik kecil. Sinyal tersebut sangat kecil untuk bisa dirasakan bahkan para peneliti yang melakukan tes tidak tahu siapa yang menerima sinyal dan yang tidak.

Setelah selesai, peneliti menemukan bahwa mereka yang telah menerima stimulasi tampil untuk mengingat sejumlah angka yang dihapal dengan lebih cepat dan lebih baik daripada mereka yang tidak menerima stimulasi. Akan tetapi, efek stimulasi tersebut hanya bertahan selama enam bulan.

Para peneliti tidak yakin cara kerjanya, tapi rekan penulis Thompson mengatakan bahwa sinyal listrik membuat lebih banyak sel otak bekerja secara bersamaan. Hal tersebut diumpamakannya dengan delapan pendayung dalam sebuah perahu. Perahu akan berlayar cepat jika didayung bersama-sama oleh semua pendayung.

Peneliti berharap teknik baru ini dapat dikembangkan menjadi alat untuk membantu siapa pun yang kesulitan mengerjakan matematika. Tapi Thompson mengatakan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui metode stimulasi yang terbaik.

NPR | HOSPITA YS


Advertising
Advertising

Topik terhangat:
PKS Vs KPK
| E-KTP | Vitalia Sesha | Ahmad Fathanah | Perbudakan Buruh

Berita lainnya:

Indoguna Akui Setor Uang ke PKS

Fathanah Akui Indehoy dengan Maharani

Fathanah Ketahuan Curi Dokumen KPK

Cerita Dewi Queen of Pantura, Soal Sawer Pejabat

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya