TEMPO.CO, Kigoma--Bayangkan apa yang terjadi jika simpanse dan macan tutul berada sangat dekat di alam liar. Mungkinkah mereka saling memakan?
Simpanse, hewan primata besar berotak ternyata tak selalu menang. Untuk pertamakalinya para ilmuwan menemukan bukti bahwa macan tutul menyerang dan kemudian memakan simpanse ini.
Para peneliti menghabiskan waktu selama 41 hari di Tanzania's Mahale Mountains National Park untuk mengumpulkan kotoran macan tutul Afrika pada Juni hingga Agustus 2012. Pada salah satu kucing besar ini ditemukan beberapa tempurung lutut dan tulang ruas jari simpanse. Analisis DNA menunjukkan bahwa pecahan tulang tersebut berasal dari simpanse betina dewasa.
Para peneliti tak kemudian sepenuhnya yakin bahwa macan tutul memburu simpanse. Karena kucing besar ini kadang-kadang memakan hewan yang sudah mati. Barangkali dalam pertarungan itu simpanse jatuh pingsan dan kemudian menjadi santapan macan tutul.
Jika memang benar bahwa macan tutul memakan simpanse dalam keadaan hidup, para ilmuwan mungkin perlu mengubah pandangan dan memeriksa lebih lanjut bagaimana proses predasi pada macan tutul. Mungkin fenomena ini dipengaruhi oleh evolusi simpanse.
Penelitian pada 1993 menemukan bukti bahwa singa memakan empat simpanse di taman nasional yang sama. Penelitian ini telah dipublikasikan secara online pada 21 Mei lalu dalam Journal of Human Evolution.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Terhangat:
Darin Mumtazah & Luthfi | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | Menkeu Baru | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha
Baca juga:
Intel Atom Bakal Hadir di Samsung Galaxy Tab 3
Pelajar Kansas Ciptakan Bahan Bakar `Media Sosial`
Begini Karakter Orang Cerdas Menyerap Informasi
Samsung Konfirmasi 2 Varian Galaxy S4 Mini
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya