TEMPO.CO, Frankfurt - Para peneliti berhasil menghitung umur Antartika. Benua es terbesar di kutub selatan bumi itu diperkirakan berusia 33,6 juta tahun. Angka ini diperoleh dari sistem penanggalan ke awal masa pembentukan es di kutub.
Sisa-sisa fosil plankton yang ditemukan di sedimen Antartika menunjukkan bagaimana keragaman jenis organisme renik itu merosot saat musim dingin besar melanda pada akhir kala Eosen dan awal Oligosen.
"Sebelum transisi, bumi adalah tempat yang lebih hangat, beragam plankton bertahan hidup bahkan di kutub," ujar anggota tim peneliti, Carlota Escutia dari Institut Ilmu Bumi Andalusia di Spanyol, Rabu, 29 Mei 2013.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science pada April ini berfokus pada organisme sel tunggal yang disebut dinoflagellata. Jenis plankton ini memiliki bagian tubuh yang dapat memfosil sehingga bisa dideteksi keberadaannya.
Escutia mengatakan, sebelum transisi Eosen-Oligosen sekitar 34 juta tahun lalu, dinoflagellata di Antartika sangat beragam. Seleksi alam terjadi ketika selimut es mulai terbentuk. Hanya plankton yang mampu menghadapi suhu dingin dan siklus beku-cair musiman yang bisa bertahan hidup.
Selimut es Antartika adalah es laut mengambang yang meleleh di musim panas dan membeku di musim dingin. Pada saat es meleleh, plankton di Samudera Selatan--yang mengelilingi Antartika--mendadak sibuk. Mereka menyantap nutrisi yang terbebas dari es yang mencair. "Fenomena ini mempengaruhi dinamika produktivitas primer global," kata Escutia, seperti dikutip Livescience.
Produktivitas primer adalah dasar rantai makanan. Organisme fotosintetik seperti plankton mengambil sinar matahari dan nutrisi seperti zat besi dan nitrat lalu mengubahnya menjadi senyawa organik. Organisme yang lebih besar kemudian memakan plankton dan memanfaatkan senyawa organik sebagai sumber energi bagi tubuhnya.
"Perubahan besar terjadi ketika spesies plankton menyederhanakan diri dan dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi iklim yang baru," Escutia manambahkan.
Ekosistem es yang terbentuk setelah Eosen ditandai dengan tingginya jumlah plankton pada musim semi dan musim panas. Kondisi ini memicu siklus makan singkat yang heboh bagi spesies penyantap plankton, seperti paus baleen, untuk memakan sebanyak mungkin plankton sebelum lenyap.
Ledakan jumlah dinoflagellata menyesuaikan dengan lapisan es laut sementara yang menutupi proses pemulihan jejaring makanan di laut dalam di Samudera Selatan. "Perubahan ini mungkin telah mempengaruhi evolusi paus baleen modern dan penguin," ujar Jörg Pross, seorang pakar paleoklimatologi dari Goethe University di Jerman.
LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI
Berita terkait
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa
14 hari lalu
Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.
Baca SelengkapnyaCari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda
1 Februari 2024
Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.
Baca Selengkapnya6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History
10 November 2023
American Museum of Natural History merupakan museum sejarah alam terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaStudi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika
4 September 2023
Dalam studi baru tersebut, para peneliti menganalisis fosil kera yang baru diidentifikasi dari situs orakyerler berusia 8,7 juta tahun di Anatolia.
Baca SelengkapnyaEkskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun
8 Agustus 2023
Artefak tulang dan fosil yang ditemukan merupakan hasil dari kegiatan ekskavasi di lokasi Edukasi dengan membuka 1 Trench dan 1 kotak ekskavasi.
Baca SelengkapnyaBPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter
3 Agustus 2023
BPSMP menduga usia fosil tersebut sekitar 800 tahun berdasarkan kedalaman lapisan tanah.
Baca SelengkapnyaKemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia
1 Agustus 2023
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menanggapi kabar batalnya Tesla--perusahaan milik Elon Musk berinvestasi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaBidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah
28 Juli 2023
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis target 50 ribu unit sepeda motor konversi terealisasi hingga akhir tahun.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS
14 Juni 2023
Sebelum ditemukan di Florida AS, fosil gajah purba itu sebenarnya sudah pernah ditemukan di Montbrook pada masa lalu.
Baca SelengkapnyaMuseum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah
11 Juni 2023
Rencananya, Museum Geologi Bandung akan bekerja sama pembuatan museum situs itu akan dijalin dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Baca Selengkapnya