Berapa Umur Benua Antartika?

Reporter

Rabu, 29 Mei 2013 18:07 WIB

Sepasang pinguin tampak mesra dengan bergandengan tangan sambil berjalan di di semenanjung Antartika bersalju. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Frankfurt - Para peneliti berhasil menghitung umur Antartika. Benua es terbesar di kutub selatan bumi itu diperkirakan berusia 33,6 juta tahun. Angka ini diperoleh dari sistem penanggalan ke awal masa pembentukan es di kutub.

Sisa-sisa fosil plankton yang ditemukan di sedimen Antartika menunjukkan bagaimana keragaman jenis organisme renik itu merosot saat musim dingin besar melanda pada akhir kala Eosen dan awal Oligosen.

"Sebelum transisi, bumi adalah tempat yang lebih hangat, beragam plankton bertahan hidup bahkan di kutub," ujar anggota tim peneliti, Carlota Escutia dari Institut Ilmu Bumi Andalusia di Spanyol, Rabu, 29 Mei 2013.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science pada April ini berfokus pada organisme sel tunggal yang disebut dinoflagellata. Jenis plankton ini memiliki bagian tubuh yang dapat memfosil sehingga bisa dideteksi keberadaannya.

Escutia mengatakan, sebelum transisi Eosen-Oligosen sekitar 34 juta tahun lalu, dinoflagellata di Antartika sangat beragam. Seleksi alam terjadi ketika selimut es mulai terbentuk. Hanya plankton yang mampu menghadapi suhu dingin dan siklus beku-cair musiman yang bisa bertahan hidup.

Selimut es Antartika adalah es laut mengambang yang meleleh di musim panas dan membeku di musim dingin. Pada saat es meleleh, plankton di Samudera Selatan--yang mengelilingi Antartika--mendadak sibuk. Mereka menyantap nutrisi yang terbebas dari es yang mencair. "Fenomena ini mempengaruhi dinamika produktivitas primer global," kata Escutia, seperti dikutip Livescience.

Produktivitas primer adalah dasar rantai makanan. Organisme fotosintetik seperti plankton mengambil sinar matahari dan nutrisi seperti zat besi dan nitrat lalu mengubahnya menjadi senyawa organik. Organisme yang lebih besar kemudian memakan plankton dan memanfaatkan senyawa organik sebagai sumber energi bagi tubuhnya.

"Perubahan besar terjadi ketika spesies plankton menyederhanakan diri dan dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi iklim yang baru," Escutia manambahkan.

Ekosistem es yang terbentuk setelah Eosen ditandai dengan tingginya jumlah plankton pada musim semi dan musim panas. Kondisi ini memicu siklus makan singkat yang heboh bagi spesies penyantap plankton, seperti paus baleen, untuk memakan sebanyak mungkin plankton sebelum lenyap.

Ledakan jumlah dinoflagellata menyesuaikan dengan lapisan es laut sementara yang menutupi proses pemulihan jejaring makanan di laut dalam di Samudera Selatan. "Perubahan ini mungkin telah mempengaruhi evolusi paus baleen modern dan penguin," ujar Jörg Pross, seorang pakar paleoklimatologi dari Goethe University di Jerman.

LIVESCIENCE | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

14 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.

Baca Selengkapnya

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

10 November 2023

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

American Museum of Natural History merupakan museum sejarah alam terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Studi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika

4 September 2023

Studi Baru Klaim Nenek Moyang Manusia dan Kera Muncul di Eropa, Bukan di Afrika

Dalam studi baru tersebut, para peneliti menganalisis fosil kera yang baru diidentifikasi dari situs orakyerler berusia 8,7 juta tahun di Anatolia.

Baca Selengkapnya

Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

8 Agustus 2023

Ekskavasi PATI V di Situs Manyarejo Sragen Temukan Artefak dan Fosil Fauna Berusia 800 Ribu Tahun

Artefak tulang dan fosil yang ditemukan merupakan hasil dari kegiatan ekskavasi di lokasi Edukasi dengan membuka 1 Trench dan 1 kotak ekskavasi.

Baca Selengkapnya

BPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter

3 Agustus 2023

BPSMP Sangiran Identifikasi Temuan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 2 Meter

BPSMP menduga usia fosil tersebut sekitar 800 tahun berdasarkan kedalaman lapisan tanah.

Baca Selengkapnya

Kemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia

1 Agustus 2023

Kemenko Marves Bantah Sumber Energi Fosil jadi Penyebab Elon Musk Tak Kunjung Berinvestasi di Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menanggapi kabar batalnya Tesla--perusahaan milik Elon Musk berinvestasi di Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Bidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah

28 Juli 2023

Bidik 50 Ribu Unit Konversi Motor Listrik di Tahun Ini, Menteri ESDM: Insya Allah

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis target 50 ribu unit sepeda motor konversi terealisasi hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS

14 Juni 2023

Ilmuwan Temukan Fosil Gajah Purba Berusia 5,5 Juta Tahun di Florida AS

Sebelum ditemukan di Florida AS, fosil gajah purba itu sebenarnya sudah pernah ditemukan di Montbrook pada masa lalu.

Baca Selengkapnya

Museum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah

11 Juni 2023

Museum Geologi Bandung Sokong Pembuatan Museum Situs Fosil di Daerah

Rencananya, Museum Geologi Bandung akan bekerja sama pembuatan museum situs itu akan dijalin dengan Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Baca Selengkapnya