Benua Eropa dan Amerika Diprediksi Bertabrakan

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 18 Juni 2013 15:59 WIB

Peta lempeng tektonik bumi. wikimedia.org

TEMPO.CO, Melbourne - Benua Amerika dan Eropa diprediksi kelak bakal bertabrakan. Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Geology, rentang laut luas yang memisahkan Eropa dari Amerika Serikat hanyalah sebuah fase geologi.

Para penulis mengidentifikasi sebuah zona subduksi di lepas pantai Portugal. Zona itu sedang menarik seluruh benua itu menuju Amerika Utara dan akan memicu benturan dua benua itu sekitar 220 juta tahun dari sekarang.

Sebuah zona subduksi terjadi ketika sebuah lempeng tektonik bergeser di bawah yang lain. Subduksi biasanya berlangsung pada kecepatan sekitar 2-8 cm per tahun. Salah satu lempeng tenggelam di bawah lempeng lainnya ke dalam mantel cair.

Para peneliti, yang berbasis di Monash University di Melbourne, Australia, itu mengatakan bahwa mereka melihat permulaan dari sebuah zona subduksi baru dalam peta dasar laut sudut Atlantik itu.

Wilayah itu tidak stabil karena merupakan titik perbatasan yang memisahkan dua lempeng tektonik yang membentuk permukaan bumi. Semua lempeng tektonik rentan bergerak dan menggiling atau menabrak lempeng lain sepanjang perjalanan. Begitulah gempa bumi dan gunung berapi terbentuk.

Menurut para peneliti Monash, lempeng itu menggambarkan sudut Atlantik di Portugal yang relatif tidak aktif selama ribuan tahun sampai 1755, ketika sebuah gempa dahsyat mengguncang Lisabon dan menewaskan sekitar 60.000 warga. Gempa ini meninggalkan garis batas lempeng itu sedikit lebih bergolak sejak saat itu dan akhirnya menggerakkan zona subduksi yang kita lihat saat ini.

Hal itu bisa menandai tren planet yang lebih besar, yaitu awal dari sebuah fase baru dalam Siklus Wilson, pembukaan dan penutupan lautan bumi sebagai reaksi terhadap naiknya batuan dan magma dari lapisan dalam bumi.

Fase ini, menurut geofisikawan Kanada John Tuzo Wilson, mengambil waktu jutaan tahun untuk selesai dan meninggalkan struktur permukaan benua yang berubah dramatis.

Tiga Siklus Wilson terakhir secara bertahap menghancukan satu superkontinen Pangea menjadi tujuh benua yang tersebar di Bumi hari ini. Pangea asli memiliki massa Amerika Utara dan Eropa disatukan, berdampingan, sampai Siklus Wilson membuat mereka terpisah dan membentuk cekungan Samudra Atlantik di antara mereka.

Dengan demikian, tabrakan benua masa depan yang diramalkan para peneliti Monash akan benar-benar kembali ke barisan benua awal. Cekungan laut itu akan hilang, menurut penelitian itu, ketika dua benua itu kembali bersama-sama. Simak berita tekno lainnya di sini.

SCIENCERECORDER | ERWIN Z

Berita lain
Superkomputer Cina Jauh Tinggalkan AS
Google Glass Langsung Punya Pesaing

Google Glass Dapat Mendeteksi Jenis Kelamin

Jangan Terlewat, Supermoon Akan Muncul 23 Juni

Siswa SMK Ubah Limbah Plastik Jadi BBM

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya