Setiap Lumba-lumba Ternyata Punya Nama  

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Selasa, 23 Juli 2013 17:16 WIB

Sxc.hu

TEMPO.CO, Saint Andrews - Para ilmuwan telah menemukan bukti lebih lanjut bahwa lumba-lumba saling memanggil dengan "nama". Penelitian menunjukkan bahwa mamalia laut itu menggunakan peluit unik untuk mengidentifikasi satu sama lain.

Tim peneliti dari University of St Andrews di Skotlandia menemukan, ketika hewan mendengar panggilan untuk mereka, mereka bisa merespons. Studi ini baru diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Dr Vincent Janik dari University's Sea Mammal Research Unit mengatakan, lumba-lumba hidup di lingkungan tiga dimensi, jauh di lepas pantai tanpa petunjuk. Jadi yang mereka butuhkan adalah tetap bersama-sama sebagai sebuah kelompok.

"Hewan ini hidup dalam lingkungan di mana mereka membutuhkan sistem yang sangat efisien untuk tetap berhubungan," kata Dr Vincent Janik, seperti dikutip dari laman BBC, Selasa, 23 Juli 2013.

Ilmuwan sudah lama menduga bahwa lumba-lumba menggunakan peluit khas seperti halnya manusia yang memanggil sesamanya melalui nama. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa panggilan tersebut sering digunakan, dan lumba-lumba yang berada pada kelompok sama mampu belajar dan meniru suara-suara yang tidak biasa. Ini adalah pertama kalinya hewan-hewan merespons sesuatu yang mengarah pada "nama" mereka.

Untuk mengungkapkan hal itu, para peneliti mencatat sekelompok lumba-lumba hidung botol menangkap tanda suara yang dihasilkan oleh masing-masing. Kemudian peneliti memainkan panggilan ulang dengan menggunakan pengeras suara bawah air.

"Kami bermain peluit penanda dari hewan-hewan dalam kelompok. Kami juga bermain peluit lain dalam repertoar mereka dan peluit penanda dari populasi berbeda," Dr Janik menjelaskan.

Para peneliti menemukan bahwa individu hanya merespons panggilan mereka sendiri, dengan membunyikan peluit mereka kembali. Karena itulah, tim percaya lumba-lumba bertindak seperti manusia. Yakni, ketika mereka mendengar nama mereka, mereka menjawab.

Dr Janik mengatakan keterampilan ini mungkin muncul untuk membantu hewan agar tetap bersama-sama dalam sebuah kelompok di habitat bawah air mereka yang luas.

Ia mengungkapkan, hampir sebagian dari mereka tidak dapat melihat sesamanya, mereka tidak dapat membaui di bawah air, padahal ini adalah indra yang penting bagi mamalia untuk mengenali. "Mereka juga cenderung tidak berada dalam tempat yang sama sehingga mereka tidak memiliki sarang untuk dapat kembali."

Para peneliti percaya ini adalah pertama kalinya terlihat pada hewan, meskipun penelitian lain telah mengungkapkan beberapa spesies burung kakaktua diperkirakan juga menggunakan suara untuk melabeli anggota lain dalam kelompok mereka.

Dr Janik mengatakan bahwa memahami bagaimana kemampuan ini berkembang dalam kelompok paralel hewan yang sangat berbeda bisa memberi tahu kita tentang bagaimana komunikasi berkembang pada manusia.

ROSALINA | BBC NATURE

Berita Terpopuler:

FPI: SBY yang Harus Menahan Diri

Tifatul Sembiring: Tempo Lebay

Persoalkan Blusukan Jokowi, Ini Maksud FITRA

Syamsir Alam Girang Dipanggil ke Timnas Indonesia

7 Pesan Yusuf Mansur Soal Investasinya

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya