TEMPO.CO, London - Para ilmuwan menemukan bukti pengaruh pada kondisi bulan purnama dalam riset terhadap 33 relawan yang tidur, dengan pengontrolan ketat di dalam laboratorium.
Ketika bulan purnama, menurut hasil riset yang dipublikasikan di Current Biology, seperti dikutip situs BBC edisi 25 Juli 2013, para relawan perlu waktu lebih lama untuk mengantuk dan mempunyai kualitas tidur yang lebih buruk, meskipun ruangan berada dalam kondisi gelap.
Mereka juga mempunyai hormon melatonin lebih sedikit yang terkait dengan siklus jam alamiah tubuh. Ketika dalam kondisi gelap, tubuh memproduksi melatonin lebih banyak dan akan diproduksi lebih sedikit saat kondisi terang. Terpapar sinar terang pada malam hari atau terlalu sedikit sinar selama siang hari bisa mengganggu siklus normal melatonin.
Namun menurut Prof. Christian Cajochen dan rekan-rekannya dari Basel University di Swiss yang melakukan kerja di Current Biology, pengaruh bulan purnama itu kemungkinan tidak ada kaitan langsung dengan paparan sinar. Para relawan dalam penelitian ini tidak tahu mengenai tujuan riset dan mereka tidak bisa melihat bulan dari tempat tidur mereka di dalam laboratorium tersebut. Masing-masing relawan menghabiskan waktu dua malam yang berbeda untuk diobservasi di dalam laboratorium.
Temuan ini mengungkapkan, saat bulan purnama, aktivitas otak terkait dengan tidur yang nyenyak mengalami penurunan hingga sepertiganya. Level melatonin juga turun. "Siklus bulan purnama tampaknya mempengaruhi tidur manusia, meskipun mereka tidak melihat bulan tersebut dan tidak mengetahui secara pasti fase bulan," ujar Prof. Cajochen. Beberapa orang yang lain kemungkinan bahkan sangat peka terhadap bulan.
Namun penelitian ini tidak dirancang secara khusus untuk mengetahui pengaruh bulan. Para ilmuwan mempunyai ide untuk menganalisis bulan bertahun-tahun kemudian, sejak dilontarkan. Mereka mengecek kembali data lama dan kemungkinan mendapatkan relawan yang bersedia terlibat dalam riset tersebut.
Menurut pakar masalah tidur dari Inggris, Dr Neil Stanley, meskipun kecil skalanya, riset ini menghasilkan temuan yang signifikan. "Ada kisah budaya yang kuat mengenai bulan purnama, sehingga tidak mengherankan jika memang bulan purnama ada efeknya. Ada dongeng kuno mengenai ini, yang diduga mempunyai akar kebenaran," ujar dia. Kini dikembalikan kembali pada ilmuwan untuk menemukan penyebab dari perubahan pola tidur kita saat ada bulan purnama.
BBC | ARBA'IYAH SATRIANI
Berita Lain:
Kate Menata Rambut Sebelum Perlihatkan Royal Baby
Rokok Mentol Lebih Berbahaya
Peragaan Busana Perancang Indonesia di Swiss
Shinta Antonia, Inspirasi dari Singkawang
Berita terkait
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Baca SelengkapnyaJokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Baca SelengkapnyaMemahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Baca SelengkapnyaDi Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Baca SelengkapnyaSiti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
Baca SelengkapnyaBRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Baca SelengkapnyaPraktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Baca Selengkapnya