Nokia Lumia 625 menjadi Lumia Windows Phone dengan layar terbesar di antara ponsel Lumia lainnya ini memiliki layar selebar 4,7 inci dengan resolusi 800x480. REUTERS/Nokia/Handout via Reuters
TEMPO.CO, Espoo - Wakil pimpinan Nokia, Bryan Biniak, buka-bukaan soal hubungan perusahaannya dengan Microsoft. Saat diwawancarai koran International Business Times, Biniak mengaku Nokia sejauh ini bahagia dengan kemajuan yang telah dicapai Windows Phone.
Meski begitu, Biniak mengeluh Nokia agak keteteran bersaing melawan Android dan iOS karena kurangnya aplikasi yang tersedia di toko aplikasi Windows Phone. Walaupun penjualan ponsel Nokia Lumia mencapai 7,4 juta unit pada kuartal kedua 2013, ponsel cerdas Nokia masih kekurangan beberapa aplikasi besar dan populer yang banyak dibutuhkan konsumen.
Kurangnya aplikasi ini, menurut Biniak, merupakan kesalahan Microsoft. Ia menjelaskan bahwa prioritas Microsoft terletak pada urusan berbeda. Misalnya, perangkat keras dan divisi vidoe game Xbox.
"Kami berupaya mengembangkan pemikiran di Microsoft dengan mengatakan bahwa waktu adalah hal yang esensi. Menunggu sampai akhir tahun fiskal Anda saat Anda harus memenuhi target, tidak memberikan kami efek positif saat kami harus menjual ponsel saat ini," Biniak menjelaskan.
Menegaskan kekurangan Microsoft pada Windows Phone, Biniak menambahkan, "Ini hanya soal perangkat keras. Ini tentang alat yang ada pada perangkat keras. Anda tak bisa menjual ponsel tanpa aplikasi, tak akan bisa."
"Sebagai perusahaan kami tak ingin mengandalkan pihak lain dengan hanya duduk dan melihat sampai mereka memperbaiki masalah,"kata Biniak.
Ini bukanlah pertama kalinya Nokia menyalahkan Microsoft. Pada Mei 2013, kepala pemasaran ponsel Nokia, Vesa Jutila, mengatakan komplain terbanyak dari konsumen tertuju pada kurangnya aplikasi di Windows Phone.
