Mengapa Lalat Lihai Hindari Bahaya?

Reporter

Rabu, 18 September 2013 18:26 WIB

Jam biologis yang mempengaruhi keputusan lalat buah Drosophila sp untuk makan atau tidak makan ditemukan dalam sel sensor rasa dan berhubungan langsung dengan kebiasaan makan serangga itu.

TEMPO.CO, Dublin - Nyamuk dan lalat mampu bergerak lincah. Selama ini dikira hewan ini sulit ditangkap karena kemampuan terbangnya yang cepat. Namun, kehebatan lalat menghindari obyek atau bahaya ternyata bukan karena kemampuan terbangnya, melainkan sensor penglihatannya.

Baru-baru ini peneliti menemukan fakta bahwa semakin kecil ukuran tubuh hewan dan semakin cepat laju metabolismenya, maka waktu akan berjalan lebih lambat bagi hewan itu. Artinya, persepsi terhadap waktu secara langsung berkaitan dengan ukuran tubuh beberapa spesies. Hewan yang berukuran kecil rupanya mampu melihat dunia dalam gerak lambat (slow motion).

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Behaviour ini berasal dari penelitian terhadap kemampuan hewan untuk mendeteksi kilatan cahaya secara terpisah. Frekuensi perpaduan kedipan terhadap cahaya memberikan indikasi persepsi waktu yang terlihat oleh hewan kecil.

"Banyak peneliti telah melihat hal ini pada hewan berbeda dengan mengukur persepsi mereka tentang kilatan cahaya," kata Andrew Jackson dari Trinity College Dublin di Irlandia, yang memimpin penelitian.

Menariknya, ada perbedaan besar antara spesies besar dan kecil. Hewan yang memiliki ukuran tubuh kecil justru melihat dunia dalam gerakan lambat. "Fokus kami terdahulu pada hewan bertulang belakang, tapi ketika melihat lalat terbang, mereka bisa menangkap kilatan cahaya yang berkedap-kedip hingga empat kali lebih cepat dari kemampuan manusia," katanya, seperti dikutip Telegraph, Rabu, 18 September 2013.

Penelitian yang dilakukan Jackson ini terinspirasi saat ia melihat anak-anak kecil selalu bergerak cepat dan terburu-buru. Hasil temuan lalat melihat dunia dalam gerakan lambat juga kemungkinan berlaku pada manusia ketika masih kanak-kanak.

"Orang-orang telah menunjukkan pada manusia bahwa frekuensi perpaduan kedipan berkaitan dengan persepsi subyektif seseorang terhadap waktu, dan akan berubah seiring pertambahan usia," ujarnya.

Andrew juga tengah meneliti hal serupa pada 30 spesimen lain, di antaranya tikus, belut, kadal, ayam, merpati, anjing, dan kucing.

Kevin Healy, seorang mahasiswa doktoral di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Trinity College Dublin, Irlandia, mengatakan hasil penelitian ini mendukung peran penting persepsi waktu pada hewan yang menunjukkan kemampuan untuk merasakan waktu pada hewan kecil mungkin menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi organisme yang bergerak cepat.

Profesor Graeme Ruxton dari University of St Andrews di Skotlandia yang juga mengambil bagian dalam penelitian ini mengatakan memiliki mata yang mengirimkan sinyal terbaru ke otak pada frekuensi yang lebih tinggi daripada yang dilakukan oleh mata manusia tidak ada nilainya jika otak tidak memproses informasi tersebut sama cepatnya. Oleh karena itu, peneliti juga menyoroti kemampuan impresif pada otak hewan-hewan terkecil. "Lalat mungkin bukan hewan pemikir, tapi mereka bisa membuat keputusan dengan cepat," kata dia.

ROSALINA | THE TELEGRAPH

Berita terkait

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

12 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

12 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

15 hari lalu

Program Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya

Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

11 September 2023

Katak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana

Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.

Baca Selengkapnya

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

23 Mei 2023

Orca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar

Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.

Baca Selengkapnya

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

16 Desember 2022

Bedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris

Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.

Baca Selengkapnya

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

21 September 2022

Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.

Baca Selengkapnya

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

23 Juli 2022

Jeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup

Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.

Baca Selengkapnya

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

16 Juni 2022

3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi

Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?

Baca Selengkapnya