TEMPO.CO, Dublin - Nyamuk dan lalat mampu bergerak lincah. Selama ini dikira hewan ini sulit ditangkap karena kemampuan terbangnya yang cepat. Namun, kehebatan lalat menghindari obyek atau bahaya ternyata bukan karena kemampuan terbangnya, melainkan sensor penglihatannya.
Baru-baru ini peneliti menemukan fakta bahwa semakin kecil ukuran tubuh hewan dan semakin cepat laju metabolismenya, maka waktu akan berjalan lebih lambat bagi hewan itu. Artinya, persepsi terhadap waktu secara langsung berkaitan dengan ukuran tubuh beberapa spesies. Hewan yang berukuran kecil rupanya mampu melihat dunia dalam gerak lambat (slow motion).
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Behaviour ini berasal dari penelitian terhadap kemampuan hewan untuk mendeteksi kilatan cahaya secara terpisah. Frekuensi perpaduan kedipan terhadap cahaya memberikan indikasi persepsi waktu yang terlihat oleh hewan kecil.
"Banyak peneliti telah melihat hal ini pada hewan berbeda dengan mengukur persepsi mereka tentang kilatan cahaya," kata Andrew Jackson dari Trinity College Dublin di Irlandia, yang memimpin penelitian.
Menariknya, ada perbedaan besar antara spesies besar dan kecil. Hewan yang memiliki ukuran tubuh kecil justru melihat dunia dalam gerakan lambat. "Fokus kami terdahulu pada hewan bertulang belakang, tapi ketika melihat lalat terbang, mereka bisa menangkap kilatan cahaya yang berkedap-kedip hingga empat kali lebih cepat dari kemampuan manusia," katanya, seperti dikutip Telegraph, Rabu, 18 September 2013.
Penelitian yang dilakukan Jackson ini terinspirasi saat ia melihat anak-anak kecil selalu bergerak cepat dan terburu-buru. Hasil temuan lalat melihat dunia dalam gerakan lambat juga kemungkinan berlaku pada manusia ketika masih kanak-kanak.
"Orang-orang telah menunjukkan pada manusia bahwa frekuensi perpaduan kedipan berkaitan dengan persepsi subyektif seseorang terhadap waktu, dan akan berubah seiring pertambahan usia," ujarnya.
Andrew juga tengah meneliti hal serupa pada 30 spesimen lain, di antaranya tikus, belut, kadal, ayam, merpati, anjing, dan kucing.
Kevin Healy, seorang mahasiswa doktoral di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Trinity College Dublin, Irlandia, mengatakan hasil penelitian ini mendukung peran penting persepsi waktu pada hewan yang menunjukkan kemampuan untuk merasakan waktu pada hewan kecil mungkin menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi organisme yang bergerak cepat.
Profesor Graeme Ruxton dari University of St Andrews di Skotlandia yang juga mengambil bagian dalam penelitian ini mengatakan memiliki mata yang mengirimkan sinyal terbaru ke otak pada frekuensi yang lebih tinggi daripada yang dilakukan oleh mata manusia tidak ada nilainya jika otak tidak memproses informasi tersebut sama cepatnya. Oleh karena itu, peneliti juga menyoroti kemampuan impresif pada otak hewan-hewan terkecil. "Lalat mungkin bukan hewan pemikir, tapi mereka bisa membuat keputusan dengan cepat," kata dia.
ROSALINA | THE TELEGRAPH
Berita terkait
Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB
12 hari lalu
Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.
Baca SelengkapnyaProdi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya
12 hari lalu
Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.
Baca SelengkapnyaProgram Studi Biologi UGM Raih Peringkat 1 di Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Profilnya
15 hari lalu
Program studi Biologi UGM raih peringkat 1 di Indonesia Versu QR WUR by Subject 2024. Berikut profil prodi ini.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga
20 Februari 2024
Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.
Baca SelengkapnyaKatak Langka Penuh Bintik Seperti Mutiara Ditemukan di Pegunungan Sanggabuana
11 September 2023
Katak langka ini berwarna oranye kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi bintik putih seperti mutiara dan berkilau saat disorot cahaya senter.
Baca SelengkapnyaOrca di Eropa Diduga Ajarkan Sesamanya untuk Serang Kapal Layar
23 Mei 2023
Laporan-laporan tentang pertemuan dengan orca yang agresif di lepas pantai Iberian mulai muncul pada Mei 2020, dan belakangan menjadi lebih sering.
Baca SelengkapnyaBedah dan CT Scan Ungkap Ular Betina Punya 2 Klitoris
16 Desember 2022
Ini adalah bukti resmi pertama organ genital ular betina.
Baca SelengkapnyaIg Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris
21 September 2022
Ig Nobel diberikan kepada penelitian-penelitian yang dianggap paling aneh, konyol dan unik yang membuat 'tertawa namun kemudian berpikir'.
Baca SelengkapnyaJeff, Peraih Medali Olimpiade Biologi di Armenia: 48 Jam Sehari Tak Cukup
23 Juli 2022
Jefferson peraih medali perunggu di olimpiade Biologi internasional di Armenia sudah merantau sejak SD. Memiliki segudang prestasi.
Baca Selengkapnya3 Kampus di Indonesia Terbaik di Bidang Biologi
16 Juni 2022
Di urutan ke-2 dan ke-3 ada Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia sebagai kampus terbaik di bidang Biologi. Kampus mana yang pertama?
Baca Selengkapnya