TEMPO.CO, Novosibirsk – Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini diketahui tidak ada obatnya. Namun, peneliti Rusia mengklaim jamur yang tumbuh di Siberia dapat digunakan sebagai bahan obat penyakit AIDS.
Dilansir laman Daily Mail, Jumat, 20 September 2013, para peneliti dari Institut Vektor, Novosibirsk, Rusia, mengatakan bahwa jamur Chaga yang tumbuh di pohon Birch berpeluang untuk pengobatan AIDS. Mereka menyebutkan ada tiga jamur yang berbeda, yang semuanya dapat digunakan dalam obat-obatan anti-retroviral. Namun, mereka menegaskan, jamur Chaga-lah yang paling menjanjikan.
“Jamur ini menunjukkan toksisitas rendah dan efek antivirus yang kuat,” kata sebuah pernyataan dari institut. Jamur ini efektif melawan influenza, cacar, dan mungkin HIV. Jamur yang diduga mengandung asam betulinic ini memiliki sifat ARV dan anti-inflamasi.
Memang, jamur Chaga telah digunakan oleh dukun di Siberia selama berabad-abad. Beberapa orang percaya bahwa jamur ini juga bisa melawan kanker. Bahkan, jamur Chaga telah direferensikan sebagai pengobatan untuk kanker pada Alexander Solzhenitsyn’s Cancer Ward yang diterbitkan pada tahun 1967.
Bertentangan dengan pandangan para ilmuwan dari Institut Vektor, para ahli di Memorial Sloan-Kettering Cancer Centre, New York, mengatakan bahwa tidak ada uji klinis yang membuktikan apakah jamur Chaga efektif untuk pencegahan penyakit.
Untuk memastikan hal itu, peneliti kini tengah melakukan uji yang lebih canggih lagi. Jika jamur terbukti memberikan manfaat terhadap penderita AIDS, tentunya ini akan menjadi berita baik bagi seluruh dunia.
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Aliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.