Virus Raksasa Penghubung Rantai Sel yang Hilang

Reporter

Kamis, 17 Oktober 2013 06:49 WIB

Pandoravirus Salinus

TEMPO.CO, Melbourne - Dua jenis virus raksasa yang menunjukkan sejumlah anomali--berbeda dengan virus lain yang umumnya kecil dan sederhana--ditemukan oleh tim ilmuwan. Virus raksasa Pandoravirus salinus ditemukan di pesisir Cile, sedangkan virus Pandoravirus dulcis diambil dari telaga air tawar di Melbourne, Australia.

Analisis rinci dalam jurnal Science menunjukkan bahwa kedua jenis Pandoravirus itu hampir tidak memiliki kesamaan dengan sejumlah virus raksasa yang pernah diidentifikasi sebelumnya. Pandoravirus salinus, misalnya, hanya menyandikan 6 persen dari protein yang serupa dengan yang sudah dikenali pada virus lain atau organisme seluler.

Jumlah genom Pandoravirus salinus yang mencapai ribuan gen menunjukkan bahwa virus dapat memiliki struktur yang lebih kompleks dibanding beberapa sel eukariotik, seperti sel protozoa, sel tumbuhan, dan sel hewan. ”Sekadar perbandingan, virus umumnya seperti influenza dan AIDS, masing-masing hanya memiliki 10 gen,” demikian tulis para peneliti, kemarin.

Pandoravirus juga memiliki fitur yang tidak biasa. Mereka tidak memiliki gen untuk membangun beberapa jenis protein, seperti protein kapsid, yang merupakan blok bangunan dasar dari virus tradisional.

Temuan yang tak kalah penting adalah analisis proteome pada Pandoravirus salinus yang menunjukkan proses pembuatan protein pada virus ini sesuai dengan yang diperkirakan oleh urutan genom virus. "Mereka menggunakan kode genetik universal yang dimiliki oleh semua makhluk hidup di planet ini," demikian pernyataan tim peneliti, seperti dikutip Science Daily.

Analisis morfologi dan genetik terhadap dua spesimen yang terpisah 1.500 kilometer ini membuktikan bahwa Pandoravirus berbeda dengan tiga domain kehidupan seluler yang diakui saat ini, yaitu eukariota, eubacteria, dan archaea.

"Pandoravirus merupakan rantai penghubung yang menjembatani kelompok virus dan sel," demikian pernyataan para ilmuwan. Rantai yang hilang ini telah diidentifikasi oleh para pakar virologi modern sejak dasawarsa 1950-an.

Meski begitu, dua jenis Pandoravirus itu tetap menampilkan karakteristik penting yang menjadi ciri khas virus. Mereka tidak mengandung ribosom, tidak menghasilkan energi, dan tidak dapat membelah diri.

L SCIENCEDAILY | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

30 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.

Baca Selengkapnya