TEMPO.CO, San Francisco - Sebuah yayasan bernama Make-A-Wish akan mengubah Kota San Francisco menjadi replika kota fiktif dalam cerita Batman, Gotham City. Hal ini dilakukan demi mewujudkan impian Miles, bocah berusia 5 tahun penderita leukimia yang sangat menggemari film pahwalan super itu.
Bukan hanya kota yang diubah, tapi Miles juga akan dilatih untuk menjadi Batman, atau Batkid jika melihat usianya. Agar pengalaman terasa lebih nyata, Miles akan diberi latihan singkat oleh orang yang punya keahlian. Sebagai Batkid, Miles bisa mengembangkan sayap kelelawarnya, memerangi kejahatan, dan melindungi Gotham City.
Skenario pun telah disiapkan untuk Batkid. Ia akan menyelamatkan seorang gadis di Hyde Street, makan siang di Burger King, memberikan bantuan pada polisi dalam kasus tertentu, dan melawan penjahat bernama Mr. P.
Dikutip dari situs Cnet, Senin, 4 November 2013, yayasan ini mendapat bantuan tenaga dari warga San Francisco, kru film, dan pihak lainnya untuk mewujudkan keinginan Miles. Tercatat ada ratusan orang yang berpartisipasi dalam acara ini. Rencananya, Gotham City akan selesai tanggal 15 November 2013.
Menurut pengakuan Miles, ia mendapat inspirasi dari tokoh Batman untuk memperjuangkan hidupnya dan melawan penyakit leukimia yang ia alami. Melihat semangat anaknya itu, kedua orang tuanya mengirimkan harapan tersebut ke yayasan Make-A-Wish dan ternyata dikabulkan. Namun, orang tuanya tak menyangka Miles akan jadi pemeran Batman, dalam hal ini Batkid, dan menjadi pahlawan super di Gotham City meski hanya sehari.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.