Robot Humanoid Carl melayani para konsumen di Bar dan Lounge di Ilmenau, Jerman, (26/7). Carl berkerja sebagai bartender yang mampu mencampurkan sejumlah minuman sesuai pesanan konsumen. REUTERS/Fabrizio Bensch
TEMPO.CO, London - Para peneliti asal Inggris berhasil menemukan cara murah dan ramah lingkungan untuk menggerakkan robot masa depan. Tim peneliti dari University of the West of England baru saja menciptakan robot ramah lingkungan generasi keempat bernama EcoBot. Robot ini digerakkan dengan tenaga yang terbuat dari bahan bakar kotoran manusia yakni cairan urine.
Seperti dikutip dari situs University Herald, Senin, 11 November 2013, perangkat buatan yang diciptakan untuk menggerakkan EcoBot berfungsi mirip kinerja jantung. EcoBot menggunakan motor pompa dan otot buatan untuk mengkonversi bahan baku cair menjadi sel bahan bakar. Caranya, memecah urine menggunakan mikroba sehingga menghasilkan energi listrik.
Penelitian ini telah diuji coba dan hasilnya telah dipublikasikan 8 November lalu dalam jurnal Bioinspiration and Biomimetics yang diterbitkan oleh Institute of Physics Publishing.
Perangkat penggerak EcoBot ini nantinya diharapkan bisa digunakan pada wilayah-wilayah berbahaya seperti kawasan dengan tingkat polusi tinggi. Penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa EcoBot dapat menghasilkan energi listrik dari bahan-bahan sampah seperti sayuran dan buah busuk, lalat mati, air buangan, lumpur, dan urine manusia. <!--more--> "EcoBot bertenaga urine kelak bisa melakukan tugas pemantauan lingkungan seperti mengukur suhu, tingkat kelembapan, kualitas udara, hingga distribusi jaringan sensor," kata pemimpin peneliti, Peter Walters, dari University of The West of England yang bekerja sama dengan Bristol University di laboratorium BRL (Bristol Robotics Laboratory).
"Di perkotaan, bahan bakar robot bisa menggunakan urine dari toilet umum. Sedangkan di pedesaan dapat memanfaatkan limbah cair dari peternakan," ujarnya menambahkan.
Ia menjelaskan, pada saat otot buatan memanas dengan arus listrik, mengakibatkan bagian lembut di tengah pompa terkompres dan menyebabkan cairan keluar melalui saluran. Kemudian memompa secara optimal untuk mengirimkannya ke sel bahan bakar EcoBot.
Loannis Leropoulos dari BRL mengatakan bahwa tim juga menggunakan teknologi penghasil listrik dari sel bahan bakar mikroba untuk mengisi daya ponsel. Sel-sel bersifat bio-elektrokimia itu mengubah energi pada bahan organik menjadi listrik.
Mikroba hidup yang terdapat dalam sel bahan bakar mikroba mencerna limbah bahan organik seperti urine dan menghasilkan tenaga berkekuatan rendah bersamaan dengan karbon dioksida.