Terancam Kering, Air Laut Mati Bakal Ditambah  

Reporter

Rabu, 11 Desember 2013 04:59 WIB

Ilustrasi. topnews.in

TEMPO.CO, Washington - Israel, Palestina, dan Jordania sepakat menambah ketinggian air di Laut Mati yang terus menyusut. Seperti diberitakan BBC, ketiganya telah menandatangani pakta integritas yang menyatakan bahwa air di laut itu harus ditambah dan dikelola oleh tiga negara tersebut di Washington, Amerika Serikat.

Kesepakatan itu ditandatangani oleh Menteri Energi Israel Silvan Shalom, Kepala Otoritas Pengairan Palestina Shaddad Attiliand, dan Hazim el-Naser, Menteri Perairan Jordania dan disaksikan oleh perwakilan Bank Dunia.

Dengan kesepakatan itu, mereka sepakat untuk membangun pabrik desalinasi di Laut Merah. Hasil desalinasi air laut yang mengandung garam itu nantinya akan dialirkan melalui pipa ke Laut Mati untuk memenuhi kebutuhan air minum tiga negara tersebut. Pembicaraan itu dilakukan mengingat ketinggian air di laut yang kaya dengan garam itu mengalami penyusutan hingga satu meter per tahunnya.

Kesepakatan itu awalnya diragukan akan mengalami jalan buntu. Soalnya, perundingan damai antara Israel dan Palestina masih belum menemukan titik terang. Namun, kesepakatan itu akhirnya ditandatangani kemarin, Senin, 9 Desember 2013. Proyek itu diperkirakan akan memakan biaya sebesar $ 250 juta hingga $ 400 juta.

Pipa itu nantinya akan dibangun di gurun Aqaba dan melewati pabrik desalinasi Jordania yang kemudian airnya bakal dialirkan ke sudut paling selatan Laut Mati. Proyek itu diharapkan mampu mengalirkan air sebesar 80 juta kubik per tahunnya. Israel sebagai pengelola suplai air itu akan memasok air ke Palestina dan Jordania.

Kesepaktan itu sendiri ditentang oleh Friends of Earth Middle East, kelompok pecinta lingkungan hidup di Timur Tengah. Mereka mendesak tiga negara itu untuk menunda pelaksanaan proyek ratusan juta dollar tersebut dan meminta diadakan penelitian lingkungan lebih dulu. Soalnya, penambahan air dari Laut Merah itu dikhawatirkan akan merusak ekosistem di Laut Mati.

Laut Mati dikenal dengan kandungan garam dan mineral yang sangat tinggi. Saking tingginya, orang akan secara otomatis mengapung jika berenang di laut tersebut. Hal itu juga dimanfaatkan oleh pengusaha lokal dengan membuka penginapan yang menawarkan paket berenang di Laut Mati.

Menyusutnya muka air Laut Mati disebabkan oleh semakin menurunnya pasokan air dari sungai di Jordania. Sungai-sungai itu dimanfaatkan oleh warga Jordan sebagai sumber irigasi. Akibatnya penurunan air mencapai satu meter per tahun dan diprediksi akan kering tahun 2050.

BBC | DIMAS SIREGAR

Baca juga:

Prelude, Kapal Terbesar di Dunia

Jenis Burung Liar di Yogyakarta Bertambah

Samsung Luncurkan Kerabat Galaxy S4

Google: Kami Menang Melawan Phishing dan Spam

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya