Merusak Ozon, Klorin Masih Memenuhi Atmosfer  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Jumat, 20 Desember 2013 20:01 WIB

Ilustrasi lapisan ozon (net)

TEMPO.CO, San Francisco - Atmosfer bumi ternyata masih dipenuhi gas dan partikel klorin, senyawa kimia yang mampu merusak ozon. Padahal penggunaan klorin sudah dilarang sejak 25 tahun lalu. Ilmuwan memperkirakan, butuh lebih dari satu dekade lagi untuk melihat penurunan jumlah klorin di atmosfer dan pemulihan ozon.

Natalya Kramarova, peneliti dari Goddard Space Flight Center di Maryland, Amerika Serikat, mengatakan lapisan ozon diperkirakan pulih penuh pada 2070. "Saat ini kami tidak melihat adanya tanda pemulihan di lubang ozon. Hal itu mungkin baru terlihat pada 2025," kata Kramarova pada jurnalis di konferensi American Geophysical Union di San Franscisco, seperti ditulis Reuters, Rabu, 18 Desember 2013.

Ozon adalah selubung di atmosfer yang melindungi bumi dan penghuninya dari radiasi ultraviolet berbahaya yang dipancarkan matahari. Namun ozon perlahan rusak akibat zat-zat kimia yang dipakai manusia dalam peralatannya. Klorin adalah satu dari zat kimia yang paling merusak ozon. Klorin biasanya terdapat dalam produk yang mengandung chlorofluorocarbons (CFC), seperti freon di lemari pendingin dan penyemprot rambut.

Akibat efeknya yang merusak, penggunaan CFC akhirnya dilarang melalui Protokol Montreal yang dikeluarkan pada 1989. Namun laporan peneliti tentang besar lubang ozon, terutama di Antartika, masih bervariasi. Pada 2012, lubang ozon di daerah itu dilaporkan mulai menyusut. Peneliti menyebutkan aktivitas meteorologi bisa menutupi kondisi ozon yang sebenarnya.

Setahun sebelumnya, ilmuwan melaporkan lubang ozon hampir sama besarnya dengan yang mereka temukan pada 2006, terbesar kedua sepanjang sejarah. "Penurunan kecil substansi perusak ozon belum bisa menunjukkan pemulihan ozon," kata Kramarova. Dengan klorin yang masih banyak melayang di stratosfer, menurut Kramarova, ukuran lubang ozon di Antartika kini dipengaruhi oleh suhu dan kekuatan angin di atmosfer.

Menurut Kramarova, ketika level klorin menuru, ukuran lubang ozon di atas Antartika juga bakal mengecil. "Masih sangat banyak klorin di atas sana dan ukuran lubang ozon tidak cuma bergantung pada keberadaan klorin," kata Susan Strahan, peneliti yang juga bekerja di Goddard Space Flight Center.

Dengan adanya Protokol Montreal, ilmuwan memprediksi jumlah klorin bisa berkurang 5 persen pada satu dekade ini. Namun, Strahan mengatakan, pengukuran yang dilakukan satelit menunjukkan jumlah klorin meningkat atau berkurang 5 persen setiap tahun. "Kondisinya belum dipastikan, beberapa tahun levelnya tinggi, beberapa tahun selanjutnya rendah," kata Strahan.

Pada pertengahan 2030-an, jumlah klorin diperkirakan lebih rendah 20 persen dari kondisinya sekarang. Ilmuwan memperkirakan ozon baru benar-benar pulih pada 2070.

REUTERS | GABRIEL TITIYOGA

Berita terkait

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.

Baca Selengkapnya

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi

Baca Selengkapnya

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.

Baca Selengkapnya

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.

Baca Selengkapnya

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.

Baca Selengkapnya

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Baca Selengkapnya