Managing Director Black Berry Indonesia, Maspiyono Handoyo memberikan penjelasan mengenai Samartphone BlackBerry Z30 terbaru dalam acara peluncuran di Jakarta, (19/11). Tempo/Aditia Noviansyah
TEMPO.CO, Jakarta - CEO BlackBerry, John Chen, memastikan bahwa perusahaan asal Kanada itu masih inovatif, memiliki finansial yang stabil, dan posisi yang baik di masa depan. Dalam sebuah pernyataan resmi, Chen mengakui bahwa BlackBerry saat ini memang sedang menghadapi "tantangan besar". Namun, ia percaya bahwa masih mungkin perusahaannya bertahan dalam bisnis ini.
"Saya tidak fokus bagaimana BlackBerry seharusnya berjalan. Saya fokus pada apa yang akan terjadi pada BlackBerry saat ini dan di masa depan. Saya di sini untuk menghadapi tantangan tersebut karena saya yakin kami bisa sukses," kata Chen.
Setelah dua bulan menjabat, Chen menjelaskan bahwa timnya tengah mengerjakan strategi baru yang akan membuat bisnis BlackBerry kembali stabil. Selain itu, Chen yakin bahwa BlackBerry masih populer. Perusahaan akan memfokuskan pada keperluan bisnis bersamaan dengan peningkatan pengiriman pesan dan perangkat yang terus bergerak maju pada tahun depan.
"BlackBerry akan jadi perusahaan yang bergerak cepat dan menjadi kompetitor dalam perubahan teknologi saat ini. Perjalanan BlackBerry baru saja dimulai," kata Chen.
Pada waktu yang sama, beberapa orang penting dalam tubuh BlackBerry mulai meninggalkan perusahaan. Mulai dari Chief Operating Officer Kristian Tear dan Chief Marketing Officer Frank Boulben yang memilih hengkang. Sementara, Chief Financial Officer BlackBerry Brian Bidulka digantikan oleh James Yersh. Namun, saat ini Bidulka masih memberi nasihat kepada Chen untuk masalah keuangan tahunan.
Tampaknya, tahun depan BlackBerry mulai percaya diri lagi. Memang, saat ini BlackBerry seperti kehilangan arah, tapi paling tidak CEO BlackBerry saat ini menunjukkan masa depan perusahaan yang menjanjikan.
